Tag Archives: patin

Patin Pinggir Sungai (Hj. Husniah)

Nikmatnya Patin di Atas Bantaran Sungai

SEMILIR angin Sungai Martapura menerobos celah-celah bangunan di kawasan Pasar Lima Banjarmasin. Tiupan angin itu serasa membius warga yang senga antre di salah satu warung yang ada di kawasan tersebut. Kepulan asap tipis dari pembakaran ikan, semakin membuat perut keroncongan dan ingin segera menyantap makanan dan sayur di warung itu.

Penampakan RM Patin Hj Husniah yang sederhana (pesiar)
Penampakan RM Patin Hj Husniah yang sederhana (pesiar)

Puluhan warga terlihat hilir mudik di warung sederhana yang ada di kawasan pasar legendaris di Kota Banjarmasin. Warung itu bernama Rumah Makan Patin Hj Husniah.

Kehadiran rumah makan yang semula dihajatkan untuk melayani para pedagang, buruh angkut dan pengunjung pasar itu semakin melengkapi daftar destinasi kuliner tradisional di Kota Seribu Sungai.

Karena di rumah makan itu menyajikan aneka masakan tradisional khas Banjar, dengan menu andalannya ikan patin dengan sayur asam. Selain itu juga ada nila, ikan gabus serta sejumlah sayur khas Banua.

Meski sederhana pengunjung terlihat menikmati dan antusias berkunjung ke tempat ini. Selain bisa menyantap masakan tradisional Banjar, suasana di rumah makan itu juga asyik.

Selain bisa melihat panorama Sungai Martapura dengan sejumlah aktivitas warga, juga hilir mudiknya pedagang, pembeli dan buruh angkut yang menghiasi kawasan itu.

“Pemandangan yang seperti ini yang tidak ditemukan di rumah makan atau restoran lain. Pokoknya alami banget, dan bikin semangat makan,” celetuk Amin, salah seorang pengunjung rumah makan itu.

Dalam sejarahnya, rumah makan tersebut berdiri sejak 1975. Sesuai namanya, Rumah Makan Hj Husniah, karena rumah makan ini didirikan oleh Hj Husniah sendiri.

Saat merintis rumah makan tersebut, sang pemilik justru tidak terlalu dominan menyajikan makanan olahan yang berasal atau berbahan ikan patin. Melainkan hasil olahan dengan bahan dasar udang dan ayam.

DCIM100MEDIA
Rasanya muantap (pesiar)
DCIM100MEDIA
Patin gorengnya “numero uno” di Banjarmasin (pesiar)

Namun dalam perkembangannya, tepatnya pada awal 2003 baru ada perubahan di bagian manajemen. Karena rumah makan tersebut langsung dikendalikan adik Hj Husniah, yakni Hj Ida.

Dari situlah akhirnya ada perubahan manajemen dan sekaligus model sajian, hingga akhirnya warga atau pengunjung memberi gelar Rumah Makan Patin Pinggir Sungai. Lantaran lokasi warung tersebut tepat berada di pinggir Sungai Martapura yang menjadi kebanggaan Urang Banua.

Memang menu favorit rumah makan tersebut adalah ikan patin yang dipadu dengan sayur asam kepala patin. Setiap pengunjung tak lupa memesan menu andalan ini karna rasanya gurih dengan campuran rasa asam dari kuah yang membuat pengunjung susah melupakan kelezatan kuliner tradisional ini.

Selain gangan asam kepala patin, di Rumah Makan Patin Hj Husniah ini juga menawarkan beberapa menu lainnya seperti patin goreng, ayam goreng, udang galah yang tidak kalah lezatnya dan bisa menjadi pilihan para pengunjung.

Tak heran jika setiap hari menghabiskan 50 kilogram ikan patin untuk disajikan kepada pengunjung mulai pukul 10.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita.

Langganan Pejabat dan Bos Perusahaan

Beberapa waktu yang lalu saya pernah menjumpai Bu Wagub dan rombongan sedang makan di warung ini. Hmmm… mau juga beliau berkorban jalan kaki agak jauh demi makan patin, pikir saya.

Senada dengan hal itu, beberapa kawan saya pun menjadikan rumah makan sederhana ini sebagai daftar yang harus dikunjungi saat bosnya datang dari pusat. Bahkan menurut cerita, seorang CEO media terbesar di tanah air pun makan disini.

“Kalau hari kerja kebanyakan pegawai yang makan siang di sini bersama rombongan kantor,” ungkap Hj Ida, pemilik rumah makan patin ini sekaligus adik kandung Hj Husniah.

Untuk Anda yang ingin mencicipi kelezatan dan gurihnya olahan ikan patin, silahkan datang ke Rumah Makan Patin Hj Husniah yang terletak di Jalan Pasar Baru nomor 14, tepatnya berseberangan sungai dengan Swissbell Hotel Banjarmasin.

Tips Menuju Lokasi

  • Jika ada berkendara sepeda motor tidaklah sulit, anda bisa langsung parkir di tempat parkir yang ada di kawasan Pasar Lima, Jl. Pasar Baru, bahkan bisa merapat hingga depan warung
  • Jika anda naik mobil, memang sedikit perlu perjuangan.  Ada beberapa alternatif tempat parkir, di Mitra Plaza, di kawasan parkir Sudimampir, atau nekat memarkir mobil di Swiss Belhotel. Dari ketiganya, anda harus jalan kaki sekitar 200 – 300 m.

(aprilianda/sto)