Kalo Sudah Kehendak-Nya…. (Maka Terjadilah)

Beberapa hari yang lalu saya mendapat SMS dari adik saya yang tinggal di Yogya. Dia memberi kabar bahwa ada tetangga saya yang meninggal dunia. Sebetulnya tidak ada yang istimewa dengan kejadian ini, toh semua pasti akan dipanggil juga. Yang menjadi pikiran saya adalah, bahwa yang meninggal tsb adalah Mbah nDermo (perempuan) namanya, sudah sepuh dan sudah lama sakit bahkan tidak bisa jalan. Ingatan saya menerawang kejadian hampir 3 tahun yang lalu pada saat Gempa Yogya meluluhlantahkan desa kami, di Mojohuro, Sriharjo,kira-kira 17 km di sebelah Selatan Kota Yogya. Pada saat ini saya “diberi kesempatan” untuk menyaksikan dan mengalami sebuah kejadian yang bahkan mungkin menjadi ‘trauma’ bagi banyak orang di Bantul dan sekitarnya. Ya, 27 Mei 2006 sekitar pkl 6 pagi, gempa berkekuatan 5,9 SR mengguncang Bantul dan sekitarnya.

Kejadian tersebut berlangsung sangat cepat, ketika itu saya sedang buang air besar di kamar mandi. Begitu terdengan suara ‘kemrosak’ disertai ambruknya dinding kamar mandi saya, seketika itu juga saya meloncat menerobos dinding yang miring dan lari keluar. Saat itu maaf, saya masih belum membasuh bekas BAB saya.

Begitu cepat dan keras goncangan gempa yang terjadi. Ternyata di luar rumah sudah ada Bapak (yang memang pada saat kejadian itu sudah berada di luar rumah) dan Simbok yang baru saja tergopoh-gopoh lari dari dapur. Ketika itu beliau sedang melakukan rutinitas pagi di dapur, menyiapkan sarapan buat kami semua.

Kami bertiga berteriak-teriah menyebut Asma Allah, berselang seling dengan memanggil nama adik saya yang ternyata belum keluar dari rumah. Sementara sebagian besar genteng rumah kami melorot semua, beberapa bagian rumah miring dan temboknya hampir roboh. Setelah gempa berhenti, Alhamdulillah adik saya keluar dengan keadaan selamat tanpa kurang suatu apapun, meski dengan rambut dan bagian tubuh yang lain penuh debu akibat menerobos reruntuhan bangunan rumah.

Setelah memastikan semua anggota keluarga kami lengkap, saya dan Bapak segera ke tetangga sebelah yang ternyata keadaannya lebih parah. Sebagian besar rumah rubuh, rata dengan tanah. Pada saat itulah saya mempunya memori dengan Mbah nDermo yang saya ceritakan di atas.

Subhanallah… orang tua, tidak bisa berjalan krn sakit, masih selamat dan tidak terlukan sedikitpun di dalam rumah yang digoncang gempa hebat. Hebatnya, rumah konstruksi kayu (jaman dulu) itu memang justri tahan gempa, tidak mengalami kerusakan parah seperti rumah batu-bata (tanpa tulang) yang kebanyakan rohoh.

Saya bersama tetangga lain (Lik Jumakir) menggotong beliau ke tempat yang lebih aman untuk menghindari gempa susulan. Setelah itu saya tidak terlalu tahu perkembangan kesehatan beliau, namun pada akhirnya beberapa hari yg lalu beliau di panggil oleh-Nya.

Innalillahi wainnailaihiirojiun…

Gallery (Cuma pake Kamera Handphone)

Rata dengan tanah (rumah tetangga)
Rata dengan tanah (rumah tetangga)
Pakdhe Dalmadi, malam setelah gempa langsung datang dari Bogor. Didepan rumah Mbah Warto
Pakdhe Dalmadi, malam setelah gempa langsung datang dari Bogor. Didepan rumah Mbah Warto
4 jam setelah gempa,pengungsi di Lapangan Sriharjo
4 jam setelah gempa,pengungsi di Lapangan Sriharjo

One thought on “Kalo Sudah Kehendak-Nya…. (Maka Terjadilah)”

Leave a comment