Tag Archives: dharma

Perjalanan Panjang (Banjarmasin – Surabaya – Jogja) PART-1

Tulisan perjalanan Banjarmasin menuju Jogja via Surabaya dengan kapal laut ini saya lakukan tahun 2008 lalu,

Nggak terasa sdh 7 tahun berselang, saya tidak tahu apakah masih relevan dengan kondisi sekarang. Tapi paling tidak memberi gambaran kepada anda yang mau menempuh perjalanan laut dari Banjarmasin ke Surabaya.

———————-

Seperti telah saya rencanakan sebelumnya, tanggal 11 Des 2008 saya akan memulai perjalanan menempuh rute Banjarmasin – Surabaya – Jogja. Berbekal tiket Kapal KUMALA jurusan Banjarmasin – Surabaya, saya sendirian bawa mobil sudah stand by di Pelabuhan Banjarmasin (Bandarmasih) mulai pukul 16.30 Wita.

Belum sempat mematikan mesin mobil, saya sudah didatangi bapak-bapak sekitar 60 tahun umurnya menawarkan tiket, saya bilang sudah beli. Lalu bapak ini menawarkan untuk membantu menstempel foto kopi STNK ke KP3. Sebenernya saya bisa melakukan sendiri pekerjaan itu. Tapi dengan nawaitu membantu, akkhirnya saya keluar 10 ribu untuk membayar jasa bapak itu tadi.

Pada tiket yang saya pegang tertulis jam keberangkatan adalah 18.00 wita. Tapi bukan Indonesia kalo tidak pake acara telat. Setelah menghabiskan semangkok soto lamongan di depan gerbang pelabuhan yang masih tertutup rapat akhirnya KM KUMALA baru datang dan sandar pkl 19.20 wita.

KM KUMALA baru sandar
KM KUMALA baru sandar

Hujan makin lama makin deras mengiringi keluarnya penumpang dan puluhan mobil dan truk dari lambung kapal. Belasan mobil dan dump truck tanpa plat (baru) nampak keluar dari lambung kapal, entah mau dikirim kemana. Nyatanya, pada masa krisis seperti ini pun pembelian mobil dan truck (kendaraan berat) masih banyak. Sepertinya tdak ada istilah krisis buat kelas atas.

Belasan Truk Besar menjepit mobil kecilku
Belasan Truk Besar menjepit mobil kecilku

Tepat pkl 20.22 wita mobil saya memasuki lambung kapal dimana terlihat masih kosong melompong, baru ada 2 truk yang entah membawa muatan apa yang sudah berada di dalam. Saya parkir di depan sebelah kiri, berdampingan dengan truk box berpendingin. Oh ya sebelumnya, baru masuk gerbang menuju dermaga, ditengah lebatnya hujan, saya sudah dimintai 5 ribu rupiah oleh oknum berseragam dan bertopi sebuah perusahaan pelayaran, tanpa kuitansi dan gak jelas peruntukannya untuk apa. Pheww… ….negaraku

Sementara kendaraan masuk, para penumpang lain masih tertahan di ruang tunggu pelabuhan. Jadi aku yang baru pertama kali naik kapal (sendirian lagi hehe) punya kesempatan menjelajahi seluruh isi kapal itu. Dari dek 2 yang ternyata merupakan tempat duduk penumpang, mushola dan kafe. Lalu ke dek 3 yang ternyata isinya ruang dengan tempat tidur untuk penumpang dan pengemudi. Di dek 3 ini juga terdapat kafetaria. Karena tiketku tiket pengemudi maka aku memilih dek 3 untuk tidur dan sementara sopir lainnya belum masuk, aku pilih tempat tidur yang cukup enak. Berbekal 5 rb rupiah aku sewa kasur dari kapal.

Setelah itu saya sempatkan ke sisi kapal untuk melihat situasi di luar yang ternyata hujan sangat lebat. Setelah antrean kendaraan selesai, baru giliran penumpang diperbolehkan masuh ke kepal, di tengah guyuran hujan lebat. Sebagian penumpang yang menggunakan jasa (semacam porter di Bandara) sudah tidak perlu berebut mencari tempat duduk atau tempat tidur, para porter sudah mencarikan tempat untuk mereka.

Pelabuhan Bandarmasih dari ats KUMALA
Pelabuhan Bandarmasih dari atas KUMALA

Setelah penumpang semua masuk, tepat 21.45 wita kapal mulai meninggalkan dermaga Badarmasih. Setelah menuntaskan lapar dan dahaga, akhirnya saya tenggak sebutir antimo yang akhirnya membuat saya terbang ke alam mimpi ditengah alur Sungai Barito menuju Laut Jawa.

Sebelumnya, sebagai penghuni baru di komunitas sopir truk di atas kapal, maka saya harus bergaul sebisa mungkin dengan mereka yang kebanyakan berasal dari Jawa Timur, buat saya sesuatu yang tidak sulit saya lakukan. Tak berapa lama saya sudah masuk dalam pembicaraan mereka. Beruntung saya di tempat para sopir, saya bisa mengorek informasi rute perjalanan yang akan saya lalui setelah lepas dari Pelabuhan Tanjung Perak. Selama ini saya sering perjalanan darat dari Jogja ke Surabaya, tapi biasanya naik bus atau travel sehingga saya tidak perlu tahu rutenya. Tapi kali ini saya harus menyetir sendiri sehingga saya harus tahu. Meski berbekal peta perjalanan, tapi tidak cukup lengkap informasinya. Jadi, pikirku besok seharian aku manfaatin buat nyari tahu dari para sopir ini.

Akhirnya belum 1 jam perjalanan dari Pelabuhan Bandarmasih, aku sudah gak kuasa menahan pengaruh antimo dan akhirnya tertidur pulas. Meski di sebelahku banyak para sopir yang sedang melakukan ritual (main kartu) dan ramai kafe di dek 2 oleh organ tunggal. Menurut estimasi, kami akan terombang-ambing selama 20 jam untuk sampai ke Surabaya.
.(Bersambung)