Bali, rasanya semua sepakat bahwa tidak akan pernah bosan mengunjungi pulau yang satu ini, sekalipun kita sudah puluhan kali mendatanginya. Bali memang tidak ada matinya. Selalu ada spot baru yang menarik perhatian. Pun saat kunjungan saya ke Bali kali ini.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari Banjarmasin menuju Surabaya dengan B737 900ER, dilanjutkan 1 jam dari Surabaya menuju Denpasar dengan pesawat ATR, akhirnya pesawat Wings Air yang saya tumpangi mendarat mulus di Ngurah Rai Intl Airport. Suasana bandara cukup panas, seakan pendingin ruangan yang ada pun tak mampu melawan panasnya udara kali ini. Suasana makin ‘hot’ ditambah hilir mudiknya perempuan-perempuan berbaju minim dan seksi. hehe…
Di sana-sini terlihat sedang dilakukan pembangunan untuk perluasan bandara. Memang bandara ini seakan sudah tidak mampu menampung arus penumpang yang datang dan pergi dari Pulau Dewata. Pada saat jam padat, bandara ini sudah mirip seperti terminal. Semoga dengan perluasan ini bisa menjadi salah satu solusi mengatasi hal tersebut.
Setelah mengambil bagasi saya langsung menuju hotel diantar oleh petugas travel agent.
Sunset Kuta
Menikmati sunset di Pantai Kuta sudah menjadi agenda pribadi saya ada kunjungan ke Bali kali ini. Beberapa kali kunjungan ke Bali, saya tak pernah bisa menikmati sunset di Pantai Kuta.
Karena sudah hampir jam 6 sore, akhirnya saya putuskan untuk menggunaan jasa taksi. Saya langsung naik begitu ada taksi dengan lampu menyala berhenti. Tanpa babibu langsung saya bilang ke pantai Kuta. Sopir taksi yang ternyata orang Kediri itu sudah mau pulang ke rumah. “Aku wis meh muleh mas, tp gakpopo tak terne sampeyan sampe belokan itu, dah deket ke Kuta kok, ” katanya dengan logat Jawa Timuran yang kental. Pas mau saya bayar, eh si bapak malah gak mau, “wis mas gak usah, soale ga nyampe pantai, dadi gak usah bayar.” Dapet gratisan neeh. “Suwun Pak, mudahan besok dapet penumpang banyak sampeyan.”
Tak sampai 10 menit berjalan kaki, akhirnya saya bisa menikmati suasana sunset yang indah itu. Meski tidak sempurna terlihat tapi tetap menyuguhkan sebuah eksotisme khas Pantai Kuta. Kuta yang selalu ramai, meski bukan hari libur. Wisatawan manca berbaur dengan wisatawan domestik. Penjaja kepang rambut, tato, pijit, pedagang minuman semua campur menjadi satu menambah suasana khas Pantai Kuta.
Perlahan tapi pasti sang surya beranjak turun menuju peraduannya. Warnanya yang semula kuning terang, kini sudah berubah merah jingga. Sinarnya yang semula terang dan panas menyengat, kini mulai redup dan tak berasa panas lagi. Tinggal lukisan indah yang terbentuk dari semuanya. Subhanallah.
Bali, 10 April 2012