Tag Archives: banjarbaru

Direktori Warung Jawa di Banjarmasin

Bukan bermaksud menampilkan sentimen kedaerahan atau apapun itu, ini hanya masalah perut yang kadang nggak mau kompromi.   Bagi perantau dari Jawa yang belum lama tinggal di Banjarmasin mungkin masih belum terbiasa dengan nasi ‘pero’ khas Banjar. Hal ini tentu menjadi masalah besar. Sama halnya dengan nasi, apabila kita sudah terbiasa minum teh Jawa, pasti akan terkaget-kaget dengan rasa teh di Banjarmasin. Nah,  beberapa warung ini menyediakan rasa teh seperti di Jawa.

Dari blusukan saya dan sebagian lagi berdasarkan pantauan radar, maka saya akan share warung-warung jawa itu. Oh ya, urutan ini disusun secara acak saja. Semoga bermafaat.

1. Waroeng  Tulungagung

TKP : Jl. P. Antasari tepatnya seberang Ramayana Sentra Antasari

Jam Buka : 8.00 – 17.00 Wita

Menu andalan : Nasi pecel, nasi rames, gudeg, lauk ayam goreng krispi, paru goreng, bandeng, telur dadar dll. Tehnya juga cocok dengan lidah saya. 🙂

Harga : Rata-rata Rp. 15.000,- tergantung pilihan lauk

Denah lokasi :

IMG_20150425_130814
Daftar harga (April 2015) dokpri
IMG_20150425_124705
Penampakan (dokpri)
IMG_20150425_125031
Nasi rames (dokpri)
IMG_20150425_125036
Nasi pecel topping telur dadar, hahaha (dokpri)

Lokasi warung strategis, persis di seberang Ramayana, tempatnya  lumayan, standar warung. Tempat parkir cukup untuk 2 – 3 mobil, sepeda motor muat banyak.  Jika kepepet parkir aja di Sentra Antasari, cukup nyeberang jalan.

**Recommended

2. Angkringan “Ngudi Rahayu”

TKP : Jl. Angkasa, arah menuju Bandara Syamsudin Noor (Cucian Mobil Ade Dika)

Jam Buka : 17.00 – 24.00

Menu andalan : Nasi kucing (teri, bandeng), ceker, tahu, tempe, sate kerang, telur puyuh, sate hati, suhe (susu haje), wedang uwuh khas Imogiri, dll

Denah Lokasi :

Belum lama saya temukan angkringan ini, dulu seringnya ke deket kolam renang Banjarbaru. Tapi sekarang ada yang sedikit lebih deket. Meski begitu, tetep lumayan jauh dari Banjarmasin hehe, tapi nggak ngecewain kok. Sambil jalan-jalan sore momong anak sekalian ngangkring. Kebanyakan angkringan di Banjarmasin dan Banjarbaru penyajian makanannya dibakar (dipanggang) untuk sekedar menghangatkan makanannya. Tapi bisa juga langsung dimakan wong memang sudah matang.

IMG_20150425_180432
Ada spanduknya kok (dokpri)
IMG_20150425_180901
Jam 5 sore, masih terang benderang hehe (dokpri)
IMG_20150425_180926
Sebagian masih belum dikeluarin (dokpri)
IMG_20150425_181556
Awas ngiler (dokpri)
IMG_20150425_181602
Ada yang kesetanan tuh diujung, haha (dokpri)
IMG_20150425_181939
Ini makan apa maruk (dokpri)

3. Depot Depot Pulau Indah

TKP : Jl. A. Yani Km 11,8 Pas di Pangkalan Bus Jurusan Samarinda-Balikpapan “Pulau Indah”, makanya namanya Depot Pulau Indah. Lebih gampangnya di seberang Grand Banua. Nggak tahu Grand Banua ? Cari aja bangunan tertinggi di Kalsel, itulah Grand Banua.

Menu andalan : Nasi rames, sayur lodeh, nasi pecel, telur dadar, mata sapi, ayam goreng, bandeng, daging, paru, aneka jus. Sekarang ada menu baru soto daging.

IMG_20150429_123434
Penampakan warungnya (dokpri)
IMG_20150429_123518
Secara touch screen juga (dokpri)
IMG_20150429_123542
Pilih aja sesukan hati (dokpri)
IMG_20150429_123547
Sorry mas candid  🙂 (dokpri)
IMG_20150429_123935
itu yang stiker kuning adalah harga yang harus dibayar (dokpri)

 

Biasanya jika saya dari Banjarmasin menuju Banjarbaru atau sebaliknya, maka warung ini menjadi salah satu tempat favorit saya untuk menjalani ‘pit stop.’ Jam 12 – 1 siang biasanya warung penuh pengunjung.  Setelah jam itu, maka lauknya tidak lagi komplit hehe.

Nah makan di sini nggak usah nginget-inget apa yang dimakan, soalnya setelah selesai pesanan, penjualnya langsung menuliskan harga di stiker kecil yang ditempel di piring.

4. Warung Jogja

TKP : Nama jalannya Jl. Keramaian, pasti asing kan ? Tepatnya di samping Kantor Gubernur Kalsel di Banjarmasin. Warungnya agak “ndhelik”, hanya orang-orang yang berhati bersih yang dapat melihatnya hehe.

Menu : Gudeg, ramesan, pecel, lauk ayam, hati, telur dll. Tehnya juga enak. Prasmanan alias ambil sendiri, tapi jangan lupa apa yang diambil ya.

Jam buka : 6.30 – 17.00 Wita

Warungnya agak tersembunyi, masuk sekitar 30 m dari jalan raya. Sebenarnya lokasinya di pusat kota, tak sampai 100 m dari Kantor Gubernur. Pas buat makan siang bagi yang berkantor di sekitar situ, atau buat yang kebetulan lewat. Tempatnya memang agak tersembunyi, tapi jangan kencan di situ ya, ntar ketahuan saya. 🙂

Siang hari biasanya warung ini menjadi jujugan medrep, polisi, tentara dan wartawan. Eh, salesman juga hehe.

IMG_20150427_131150
Terlambat sedkit, habis (dokpri)
IMG_20150427_131417
Cukup seporsi (dokpri)
IMG_20150427_131450
Banyak wartawan dan medrep, kadang tentara dan polisi (dokpri)
IMG_20150427_131503
Beginilah warungnya (dokpri)

 

5. Bakmi Jogja Pal 8,5

TKP : Jl. A. Yani Km 8,5 pas sebelum baliho Honda, kalo dari Banjarmasin kiri jalan. Persis sebelum pintu masuk komplek Ratu Asri. Kalo dah sampai A. Yani Km 8 pelan-pelan aja lihat kiri jalan. Warungnya sering tidak kelihatan bagi orang yang banyak dosa 😛 Kalo tetep nggak ketemu, silakan kontak saya ntar saya anterin, ongkosnya cukup seporsi bakmi godog 😛

Denah :

Jam Buka : 5 sore sampe 11 malam, tapi biasanya jam 10 dah abis hehee.

Menu : bakmi godog, bakmi goreng, sego goreng, cap jaek (boso jowone cap cay), magelangan (mawut), bisa tambah sayap, paha, telur. Masaknya pake arang, jadi gak pake kompor tapi anglo. Dah mulai ngiler ya ? hehe

Mi Godog plus telur mata sapi (dokpri), tombo kangen
Mi Godog plus telur mata sapi (dokpri), tombo kangen

Biasanya kalo datang jam 7 atau 8 malam gitu udah banyak yang antri. Untuk sedikit menghemat waktu antri, biasanya saya nelpon dulu, jadi sampe sana biasanya pas mateng. Tapi nomor HPnya rahasia, hanya orang-orang yang beriman yang dikasih 🙂

IMG_20150427_181327
Nih patokannya, baliho yang ada lengkung atasnya (dokpri)
IMG_20150427_181410
Setengah enam sore, sudah rame (dokpri)
IMG_20150427_181627
Gerobak kayunya dah dipensiunkan, masuk museum ganti alumunium (dokpri)
IMG_20150427_181735
Nggak sampai jam 11 malam biasanya dah habis (dokpri)
IMG_20150427_182906
Yang ini namanya nasi goreng BEFORE (dokpri)
IMG_20150427_183740
Kalo yang ini nasi goreng AFTER hahaha (dokpri)

**recommended

6. Warung Jawa

TKP : Letaknya deket dengan Warung Jogja (no. 4) tadi. Yang ini malah persis di tepi Jalan Keramaian.

Jam Buka : Pagi – sore

Menu : Nasi rames, gudeg, sayur lodeh. Prasmanan juga

Deket kantor gubernur dan perkantoran Pemprop Kalsel. Mudah dijangkau dan dicari. Maaf lama nggak ke warung ini, jadi fotonya belum ada. Kalo ada foto terbaru boleh kirim ke saya. 🙂

7. Kantin KODIM

TKP : Jalan Masuk Samping KODIM 1007 Banjarmasin

Jam Buka : Pagi – Siang jam 2an dah abis biasanya

Menu : Nasi, sayur bening, ayam goreng, mie goreng dll.

Gak usah aneh dengan tempatnya. Memang di lingkungan KODIM, tapi banyak masyarakat umum yang makan di sini. Nasinya enak, kebul-kebul bikin gembrobyos. Warung ini sudah jadi langganan saya sejak 10 tahun lalu. Ibunya sampai hafal menu kesukaan saya. So, yang mau merasakan sensasi makan ala tentara, maksudnya makan bersama tentara ke sini aja. Hehe…

kodim
Samping Kodim (dokpri)
IMG_20150504_120017
Menu sederhana 🙂
IMG_20150504_115730
Warunge juga sederhana
IMG_20150504_120944
Dikiranya saya bohong, tuh pak tentaranya 🙂

**layak dicoba

8. Warung Kediri Pecel Sambal Tumpang

TKP : Jl. Gunung Sari pas pojokan seberang Martplus Minimarket

Buka : Pagi – Sore (7 pagi – 5 sore)

Menu : Pecel + telur, ayam, hati, paru, daging, perkedel dll. Oh ya, di warung ini pedesnya bisa rikues, meski cuma pedes ama sedang. Emang Maicih bisa pake level-levelan hehe.

Tempatnya agak pojok, parkir mobil agak berjejal 2 lapis. apalagi jam makan siang.  Jam 12 atau jam 1 siang biasanya harus antri, berdiri dulu karena tempat duduk habis. Jika sudah ada yang selesai makan, baru kita bisa duduk.

** recommended

IMG_20150428_125321
Suasana warung di siang hari (dokpri)
IMG_20150428_125348
Pilihan lauk (dokpri)
IMG_20150428_125458
Selalu penuh (dokpri)
IMG_20150428_130541
Jempol dah pedesnya (dokpri)

 

Masih banyak lagi sih, ntar diupdate lagi yah 🙂 Ada Warung Blitar, Dapur Jawa, Pecel Mbak Rini, OVJ (Omah Van Java), Depot Noni, warung Bule, Wajan Anglo  dll.

 

 

 

Layanan Cetak 24 jam selesai

Brosur 10.000 lembar selesai dalam 24 jam ? Kenapa tidak. Bahkan 50.000 hingga ratusan ribu lembar pun kami sanggup.

Ya, saat ini kebutuhan akan hasil cetak yang cepat dengan kualitas baik sudah tidak bisa ditawar lagi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut teknologi peralatan percetakan pun semakin canggih. Mencetak dalam waktu singkat dapat dilayani berkat dukungan mesin-mesin keluaran baru. Saat ini mencetak brosur, poster, leaflet, undangan dll bisa dilakukan dengan cepat, bahkan dalam hitungan jam. Mesin-mesin cetak keluaran terbaru sudah mengaplikasikan sistem 4 warna, bahkan 6 warna sehingga proses cetak akan berlangsung dengan cepat dengan akurasi yang tinggi.

Dahulu mencetak brosur butuh waktu 4 kali proses cetak separasi, namun sekarang sudah bisa dengan satu kali proses langsung. Akurasi warna dan pengawasannya lebih tajam dan mudah karena ada dukungan teknologi mesin baru, sehingga kerja operator mesin cetak pun lebih mudah.

Dukungan lain adalah proses pra cetak. Jika dahulu menggunakan film processing sekarang sudah menggunakan CTCP (Computer to Conventional Plate) sehingga proses pembuatan plate berlangsung dalam hitungan menit bahkan detik.

Teknologi lain adalah mesin lipat, dengan adanya mesin ini, maka lipatan brosur bisa dilakukan dengan cepat berkat dukungan mesin lipat yang serba otomatis.

Dengan didukung peralatan cetak yang lengkap dan berkecepatan tinggi, Percetakan GWK sanggup mencetak dengan garansi 24 jam selesai.*

* Persyaratan cetak 24 jam :

– Desain jadi siap cetak

– Tidak ada proses finishing (laminasi, varnish, jilid dll)

– 24 jam dihitung dari dummy disetujui.

Untuk anda yang berada di luar kota, desain cukup diemail, anda melakukan transfer sesuai harga, maka cetakan akan kami proses dan kami kirimkan ke alamat tujuan, mudah bukan ?

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi pemasaran cetak GWK :

– Banjarmasin Post Group, Jl. AS Musyaffa No. 16 Banjarmasin. Telp 0511-3354370 ext 115

– Percetakan GWK, Jl. Pelaihari Km 21 Liang Anggang, Banjarbaru Telp. 0511-4705900 ext 107

Atau tinggalkan pesan disini, kami yang akan menghubungi anda.

Contoh-contoh brosur
Contoh-contoh brosur
Brosur, selesai dalam 24 jam
Flyer, selesai dalam 24 jam
Poster, selesai dalam 24 jam

Mau buka Minimarket tapi gak tahu caranya ?

Pengin Punya Mini Market seperti ini ?
Pengin Punya Mini Market seperti ini ?

Kamilah siap membantu anda. Kami MMS Jakarta dengan tenaga-tenaga handal dibidangnya, telah terbukti sukses mendampingi pembukaan beberapa mini market di seluruh Indonesia.

Keunggulan kami adalah, secara menyeluruh kami siap membantu anda :

– survey lokasi, lay out ruangan, pengadaan rak, meja kasir, komputer, software toko, perekrutan karyawan dll

Minimarket ini nantinya menjadi milik anda, dengan nama yang anda ciptakan, tanpa royalti. Murni keuntungan menjadi milik anda.

Jika Anda mempunyai modal, segera hubungi : 0852 488 06 935

(Berusaha) Mengubah Image Salon di Banjarmasin

Beberapa waktu yang lalu (14 Peb 2009), Banjarmasin Post bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kota Banjarmasin mengadakan acara Potong Rambut Gratis bagi masyarakat umum di Banjarmasin. Acara bertempat di Halaman Kantor Walikota Banjarmasin.

Dibuka oleh HA Yudhi Wahyuni (Wali Kota Banjarmasin), acara berlangsung sekitar 3 jam. Ratusan kepala berhasil dipotong rambutnya oleh tangan-tangan terampil dari Salon se-kota Banjarmasin. Acara ini didukung sepenuhnya oleh Komunitas Salon yang ada di Banjarmasin. Sekitar 35 salon terlibat dalam acara ini.

Antusias tidak hanya ditunjukkan oleh masyarakat yang hendak mencukur rambutnya, namun juga dari komunitas salon yang sudah sejak pagi mempersiapkan guna lancarnya acara ini. Dari pagi mereka sengaja menyiapkan kru (stylist) beserta peralatan standard salon untuk mengikuti acara ini. Kesibukan panitia dimulai sejak sehari sebelumnya dimana panitia sudah mulai sibuk memasang cermin dan papan nama untuk salon peserta.

Selama 1/2 hari, pengusaha salon rela untuk tidak mengambil order (bayaran) karena mereka menyertakan timnya ke acara ini, demikian ungkap salah satu pengusaha salon peserta acara. Tapi acara ini cukup bagus katanya, disamping untuk bakti sosia (beramal)l, juga untuk berpromosi. Tanggapan serupa juga dilontarkan masyarakat, mereka senang bisa potong rambut di salon gratis tanpa membayar, bahkan berkesempatan mendapatkan hadiah dari panitia. Tidak perlu menunggu lama, 200 kupon yang dibagikan panitia untuk mengikuti potong rambut gratis ini langsung ludes diserbu peserta.

Selain ikut mempromosikan salon, acara ini juga bertujuan untuk mengcounter berita-berita miring (negatif) bahwa salon di Banjarmasin ini identik dengan pelacuran terselubung. Banyak salon yang menyediakan layanan plus bagi pengunjung. Padahal tidak semuanya seperti itu. Seseorang bahkan pernah mengatakan kepada saya, banyak salon di Banjarmasin ini yang tidak punya “gunting”. Betul tidaknya silakan cek sendiri hehe…. Kalo memang bener, ya jangan malu mengakui, tinggal gimana Banjarmasin ini berbenah. Apalagi sudah mencanangkan Visit Kalsel 2009. Jadi segala lini harus segera memperbaiki diri untuk mensukseskannya. Dinas terkait juga harus membina semua yang ada dibawah kewenangannya. Salon, THM sementara ini masih menjadi issu yang miring (negatif) buat temen-temen dinas pariwisata yang dikomandani Pak Hesly Junianto.

Ayo Bos…. kami di belakang siap mensupport.

(Tulisan ini sengaja saya kasih tag yang agak nyerempet, saya mau tes aja)

Korupsi Berjamaah (edisi – penjual bensin eceran)

Saya mempunyai tetangga yang kerjaannya menjual bensin di pinggir jalan masuk komplek. Di saat BBM susah didapat, mereka sering dihujat dan bahkan disorot karena sering menjual dengan harga yang tak terkontrol, bahkan dulu pernah eceran bensin mencapai Rp. 22.000,- / liter di Banjarmasin.

Di saat normal, apakah anda tahu penghasilan mereka ?

Tetangga saya rata-rata bisa menjual 50 liter bensin per hari. Harga jualnya Rp. 5.000,-/ liter, artinya dia mendapat keuntungan Rp. 500,- untuk tiap liternya. Total keuntungan sehari Rp. 25.000,- perhari.

Tahukah anda bahwa keuntungan bersihnya tidak segitu ? Usut-punya usut, ternyata dia harus memberikan ‘fee’ sebesar Rp. 100,- / liter kepada petugas SPBU. Jadi setiap dia beli bensin Rp. 100.000,- maka akan kena charge (alias dipotong oleh petugas SPBU) kira-kira 2.000 rupiah. Seharusnya Uang 100.000 mendapat 22,2 liter (harga per liter 4.500,-) karena dipotong maka hanya akan mendapat 21,7 liter karena yang 2.000,- masuk kantong petugas SPBU. Dan ini sudah berlangsung lama, bahkan untuk SPBU berlabel PASTI PAS pun aturan tidak resmi ini berlaku. Korupsi ternyata dimana-mana dan sudah merajalela. Saya katakan ini penyakit, saya tidak mau menyebut korupsi sebagai BUDAYA.

Dilemanya adalah, penjual bensin eceran ada 2 pilihan :

1. Jual dengan harga 5.000,- /liter, berarti keuntungan sangat tipis. Kebiasaannya, mereka akan mengurangi takaran perliternya menjadi kira-kira 0.9 – 0.95 liter saja. Ini yang saya sebut KORUPSI BERJAMAAH. Dan akhirnya konsumen juga yang dirugikan, harus mengeluarkan uang lebih. Sudah bayar lebih mahal, takarannya pun dikurangi.

2. Jual dengan harga Rp. 5.500,- / liter, keuntungan cukup banyak. Tapi pasti bensinnya tidak akan laku karena dirasa terlalu mahal oleh konsumen.

Biasanya pengecer lebih memilih alternatif pertama. Kalo dulu saat harga Minyak Tanah masih murah, alternatif ketiga adalah mengoplosnya dengan minyak tanah.

Kan petugas SPBU sudah digaji, kenapa mesti nyari fee dari penjual bensin eceran. Keberadaan penjual bensin eceran ini menurut saya cukup membantu, terutama buat masyarakat yang hanya beli 1 liter atau 2 liter, biasanya mereka males (malu) ke SPBU. Atau buat mereka yang bertempat tinggal jauh dari SPBU. Atau juga pas tiba-tiba bensin mobil atau motor anda habis diperjalanan. Keberadaan pengecer ini harusnya dibina dan diatur. Jika memang tidak boleh mereka melangsir di SPBU, seharusnya Pertamina menyediakan SPBU atau agen khusus untuk para pengecer ini. Pihak terkait seperti Pemko atau siapapun lah yang bertanggung jawab membuat kebijakan sudah seharusnya mengatur keberadaan mereka, rombongnya, harga eceran tertinggi dll. Ada opini lain ?

Banyak Pengemis di Banjarmasin

Malam hari beberapa hari yang lalu saya dan istri makan soto di tempat langganan saya, tepatnya di seputaran Jl. A. Yani km 4,5 Banjarmasin. Memang kawasan itu kalo malam hari merupakan kawasan tempat makan. Dari pecel lele, soto, sate, seafood hingga nasi rames semua ada.

Seperti biasanya saya memesan soto dan nasi rames untuk isteri saya. Seperti malam-malam biasa, hilir mudik pengamen datang dan pergi sambil memainkan gitar. Dari nyanyi serius hingga jrang-jreng gak jelas dengan suara sumbang.

Yang tidak biasa saya rasakan malam itu adalah, belum lagi datang pesanan saya, sudah ada 3 pengemis datang menghampiri. Baik anak-anak maupun dewasa. Saat saya makan, tambah banyak pengemis yang mendatangi kami. Total-total, selama kira-kira 30 kami berada di warung soto itu, ada 7 pengemis datang.

Padahal dulu Banjarmasin tidak seperti ini. Cukup risih juga makan sambil bolak-balik didatangi pengemis. Namun dibalik itu, pasti ada sesuatu yang menjadi penyebabnya. Apakah memang kondisi masyarakat Banjarmasin di level bawah sudah sangat tidak mampu, atau memang itu “pekerjaan” mereka. Karena kabarnya ada sebagian masyarakat Banjarmasin yang menjadikan pengemis sebagai “profesi” mereka, bahkan ada yang menjadi kaya (simpanan emasnya banyak), sampai yang pergi haji. Ataukah mereka pengemis kiriman dari daerah lain ? Mungkin dinas terkait juga harus tanggap dengan hal ini. Banjarmasin (Kalsel) ini daerah kaya, orang kayanya banyak sekali, duit banyak, mobil HUMMER bersliweran di mana-mana. Tapi kenapa pengemis juga banyak ?

Jalan-Jalan ke Bincau Banjarbaru

Saya sendiri sampai sekarang belum tahu arti kata Bincau. Setahu saya ada dua lokasi pemancingan dan tempat makan di Banjarbaru dan Martapura yang disebut Bincau. Mungkin juga ada Bincau-Bincau lainnya di Kalsel ini, saya belum tahu.

Tanggal 25 Desember 2008 lalu, kami sekeluarga mencoba jalan-jalan ke Banjarbaru. Sungguh susah menemukan tempat wisata yang cocok buat keluarga di Banjarmasin dsk. Tidak seperti saat kami di Jogya, banyak sekali alternatif yang bisa dikunjungi. Bisa menikmati dinginnya hawa pegunungan di Kali Urang, atau sekedar menikmati makan siang di banyak rumah-makan + pemancingan di sepanjang Jalan menuju Kali Urang, atau jalan-jalan ke Prambanan, Monjali, Borobudur atau Pantai Parang Tritis. Atau juga taman di Komplek Makam Raja-Raja Imogiri yang rindang.

Dan Sasa pun bergaya
Dan Sasa pun bergaya

Siang itu sehabis bersilaturahmi ke rumah teman kami yang merayakan natal, kami berlima (Aku, Istri, Anakku, Ibu Mertua dan Adik Iparku) menuju Banjarbaru dengan tujuan untuk makan siang sambil mengajak anak kami melihat suasana luar. Tidak sampai satu jam kami sudah memasuki kawasan Bincau yang memang terdiri dari banyak tempat makan. Kami pilih yang sedikit lengkap (ada permainan bebek air dan kolamnya), dan juga tempatnya yang lumayan bersih.

Suasana tidak terlalu ramai, mungkin karena kami datang sudah lewat jam makan siang. Hanya ada beberapa rombongan keluarga yang makan di situ. Memang kebanyakan yang datang merupakan rombongan keluarga, anak sekolah / mahasisa.

Setelah memesan menu yang ada, kami menikmati permainan sepeda air (bebek air) yang ada di lokasi pemancingan. Anak kami pun senang bukan main, meski belum bisa berjalan waktu itu, tapi tak mau ketinggalan merangkak di sepanjang pondok. Sampai akhirnya ikan mas goreng kering, nila bakar menghampiri kami. Tak butuh waktu lama untuk menghabisi mereka.

Yah, rasanya kami bisa melepas kepenatan yang ada di Banjarmasin. Seandainya banyak tempat wisata di Banjarmasin. Mungkin tidak perlu lagi ke Jawa hanya untuk berwisata. Wisata pendidikan juga angat kurang sini.

Anakku Tersayang
Anakku Tersayang
Dengan Mamanya
Dengan Mamanya

Si “Prengil” dah Bisa Jalan Sendiri

Lagi seneng-senengnya jalan
Lagi seneng-senengnya jalan

Alhamdulillah, hari ini tepat anak kami berusia 14 bulan. Perkembangan fisik dan motoriknya sangat menggembirakan, sekali lagi tak ada kata yang pantas kami ucapkan kecuali puji syukur ke hadirat-Nya. Tepatnya 20 Nopember 2007 lalu anak kami Raissa Putri Malika lahir.

Tak ada yang istimewa selain mulai beberapa hari ini dia sudah berani berjalan bahkan berlari. Biasanya Si Prengil baru berani melangkah jika ada pegangan. Biasa dia selalu berpegangan meja di ruang tamu, sambil berjalan mengitarinya.Tapi sejak 2 hari yang lalu di berani melangkah sendiri, tanpa berpegangan apapun. Bahkan sesekali dia berlari di ruang tamu. Unuk3x brus, begitu seterusnya. Saya pikir, semakin sering jatuh, maka semakin cepet dia bisa berjalan. Lucu banget pokoknya.

Mudah-mudahan kesehatan selalu dilimpahkan kepada kami sekeluarga. Amien.

🙂 Salam,

Perjalanan Panjang (Banjarmasin – Surabaya – Jogja) PART- 3 (Habis)

Setelah tertahan selama 1 jam lebih karena terhalang truk yang belum bisa keluar, akhirnya pkl 21.30 saya bisa keluar dari lambung kapal Kumala. Kondisi air yang pasang menyebabkan posisi kapal agak naik ke atas sehingga jalan keluar menjadi sangat curam dan itu berbahaya untuk truk-2 dengan body besar dan panjang, dan juga muatan yang berlebih. Tapi kemampuan crew Dharma Lautan dan kelihaian sopir-2 itu snagat membantu proses ini. Saya sempat keluar melihat keadaan sambil menunggu selesainya bongkar muat ini. Sementara para penumpang masih ditahan di ruang tunggu pelabuhan. Wah, pasti molor keberangakatn kapal ini ke Banjarmasin. Akhirnya mobil saya berhasil keluar nomor 4 dari deretan truk terakhir.

Saya langsung memacu mobil menuju jalan tol yang rutenya telah saya pahami, dari info seorang petugas Dharma Lautan (Agus namanya) yang saya kenal sewaktu saya menunggu proses keluarnya kendaraan dari dalam kapal. Setelah mengisi bahan bakar saya langsung masuk tol, perjalanan sangat lancar hingga akhirnya saya eluar di pintu tol Waru. Dari Waru saya langsung menuju Mojokerto melewati Krian. Kondisi gerimis menyebabkan saya tidak bisa memacu kendaraan dengan maksimal. Perjalanan sangat lancar, meski saya baru sekali menyusuri jalan itu (sebagai sopir), tapi keberadaan rambu-rambu yang ada sangat membantu dan sangat jelas.

Jam 11 kurang saya sampai di Mojokerto, setelah putar-putar sedikit melihat keadaan malam sambil mencari penginapan, akhirnya saya melewatkan malam di sebuah penginapan di Mojokerto.

Keesokan harinya 13 Des 2008 jam pukul 6.30 saya memulai perjalanan panjang saya dari Mojokerto menuju Jogja.

Lepas dari Mojokerto, perjalanan lancar-lancar saja pagi itu. Saya cukup menikmati perjalanan, meski saya menempuh perjalanan seorang diri, tapi kondisi mobil yang prima serta jalan yang relatif bagus membuat perjalanan ini cukup menyenangkan. Mojokerto menuju Jombang hanya 27 km, cukup dekat. Apalagi nyaris di kiri dan kanan jalan sudah ramai, tidak terputus rawa atau hutan seperti di Kalimantan.

Dari Jombang ke Nganjuk juga hanya sekitar 40 km, jadi tidak terlalu lama waktu tempuhnya. Saking asyiknya menikmati perjalanan, gak terasa perut saya keroncongan. Saya baru sadar kalo saya belum sarapa dari pagi.

Menuju Caruban
Menuju Caruban

Dari Nganjuk menuju Caruban kira-2 berjarak 30 km. Saya sempat menikmati pemandangan hutan jati di daerah Caruban. Kondisi jalan yang padat dan menanjak membuat truk-2 antri untuk menaiki tanjakan. Saya manfaatkan untuk menikmati pemandangan hutan jati yang rindang. Mungkin sangat langka pemandangan hutan di Pulau Jawa. Sampai di Caruban pukul hampir pukul 9, setelah mengisi bensin, saya langsung tancap menuju NGawi yang berjarak sekitar 34 km.

Akhirnya setelah melewati Ngawi, Mantingan, saya memasuki Propinsi Jawa Tengah pukul 10.20 wib. Tepatnya di kota Sragen. Saya sempatkan makan tongseng di Sragen. Saya memang hobi makan tongseng dan sate kambing. Cuma di Banjarmasin selain mahal, juga tidak ada sate dan tongseng yang bumbunya sesuai selera saya. Akhirnya saya dapatkan juga tongseng dengan bumbu yang khas tidak seperti di Banjarmasin. Biasanya kalo pas mudik ke Jogja, saya selalu menyempatkan makan sate TIBAN, di jalan Imogiri Barat, tepatnya di daerah Sudimoro. Itu sate langganan saya sejak saya masih SMA dulu.

Selamat Tinggal Jawa Timur, Selamat Datang di Jawa Tengah
Selamat Tinggal Jawa Timur, Selamat Datang di Jawa Tengah

Setelah melewati Sragen dan sebelum masuk Palur, saya ambil jalan by pas agar tidak melewati macetnya kota Solo. Sesampainya di Mojosongo saya berubah pikiran, saya tak ingin melewatkan suasana Solo yang dulu di tahun 2002 pernah saya tinggali meski hanya 6 bulan.

Saya menyusuri dari Arah Pasar GEde menuju Kraton, Pasar Klewer, Jl Dr. Rajiman hingga akhirnya Tipes dan kembali ke Jalan A. Yani. Tempat dimana saya dulu banyak kenangan di daerah Purwosari. Masuk Jl. A. Yani ternyata ada Solo Square, setelah itu ada Carefour (bekas Alfa). Wah, jalanan di kota Solo sungguh berubah. Saya bener-2 tertinggal informasi setelah sekian lama tidak mengunjungi Solo.

Lepas dari Kartosuro, saya tidak lagi menyia-nyiakan waktu untuk segera memacu mobil menuju Jogja. Delanggu, Klaten, Prambanan dan akhirnya tepat jam 14.30 saya sampai di rumah saya, di kota tercinta Imogiri. Saya melihat angka di pengukur jarak menunjukkan angka 402,4 km. Artinya dari Surabaya menuju Jogja (tepatnya rumah saya) saya telah memepuh perjalanan sepanjang 402,4 km. Kira-2 jaraknya sama dengan Banjarmasin – Sampit. Jarak yang biasa saya lahap kalo pas Up Country. Cuma bedanya, jalan dari Palangkaraya menuju Sampit tidak cukup bagus.

Pada tulisan berikutnya, saya akan mengajak rekan-rekan menyusuri Imogiri (tepatnya makam raja-raja Mataram) dengan minuman khasnya yaitu WEDANG UWUH.