All posts by Suharyanto

Segalanya tentang Suharyanto

Explore Bantul… (Mangan enak cara mBantul 3)

  • Mi Lethek Mbah Mendes

Pernah mendengar tentang mi lethek ? Mungkin bagi yang tahu artinya akan sedikit mengernyitkan dahi. Lethek dalam Bahasa Jawa artinya kotor. Jadi secara harfiah, mi lethek mempunyai arti mi yang kotor.

Lalu kenapa dinamai demikian. Mi lethek atau sering juga ditulis letheg merupakan salah satu kuliner yang berasal dari Kabupaten Bantul, daerah Istimewa Yogyakarta. Bahan dasar mi lethek adalah tepung tapioka dan singkong. Proses pembuatannya pun masih secara tradisional, konon cara mengaduknya masih menggunakan tenaga hewan ternak (sapi). Makin menarik bukan. Sebutan lethek ini muncul karena warna mi ini keruh kecoklatan dan kurang menarik, tidak seperti mi pada umumnya. Tapi keistimewaan mi lethek salah satunya adalah tidak memakai campuran zat pewarna dan pengawet. Meski demikian, mi lethek kering bisa awet disimpan hingga lebih dari 3 bulan.

Kita tentu tidak akan membahas proses pembuatan mi lethek. Yang akan kita bahas adalah kelezatan mi lethek dalam bentuk matang.

Mi Lethek Mbah Mendes Jl. Parangtritis (dokpri)
Mi Lethek Mbah Mendes Jl. Parangtritis (dokpri)
mendes2
Penampakan warung yang di Jl. Parangtritis (dokpri)

Salah satu warung yang cukup legendaris untuk urusan mi lethek adalah Mi Lethek Mbah Mendes. Konon cikal bakal warung ini ada di sebuah desa di Kabupaten Bantul, tepatnya di Sorobayan, Gadingsari, Srandakan, Bantul. Sekarang sudah ada beberapa cabang diantaranya di Ring Road Utara, Maguwoharjo, dekat Lotte Mart dan di Jl. Parang Tritis Km 3,5.

Kami memilih yang dekat rumah saja yaitu di Jl Parang Tritis. Kami datang saat ba’da Magrib sehingga suasana warung masih belum terlalu ramai. Hanya ada sekitar 5 orang yang sedang menyantap mi di sana.

mendes5
Abis Magrib, baru beberapa pelanggan yang datang (dokpri)
mendes4
Beberapa keunggulan Mi Lethek (dokpri)

Lokasi warung sangat mudah dijangkau, tepat dipinggir jalan parangtritis. Warungnya cukup bersih, tempat duduk berupa kursi-kursi kayu yang kokoh.

mendes3
Pesanan kami dataaaang (dokpri)

Tak perlu menunggu lama, akhirnya pesanan kami keluar. Dan benar, dari aromanya saja sudah tercium kelezatan mi lethek ini. Seporsi mi godhog pun tak tersisa di piring saya. Ternyata meski lethek (kotor) warnanya, tapi rasanya mantap.

Nah bagi anda yang ingin berpetualan kuliner ndeso, mi lethek pantas anda catat sebagai tujuan perburuan kuliner anda saat andi di Jogja.

Cikal Bakal:
Bu Tien,
Warung : Sorobayan, Gadingsari, Sanden, Bantul, Yogyakarta

Cabang Utama :
Jl Ring Road Utara (sebelah Utara Lotte Mart atau barat SMK), Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Kode Pos : 55282
Buka dari jam 11.00 – 22.00 wib setiap hari. Melayani pesanan partai besar atau kecil.

Cabang Wates :
Jl Brigdjen Katamso No. 44 Wates, Kulon Progo.

Cabang Jl Paris :
Jl Parangtritis Km 3,5 Salakan, Yogyakarta.

Explore Bantul …. (Mangan Enak Cara mBantul 2)

  • Ayam Goreng Mbah Cemplung

Maksud hati ingin makan di Ayam Goreng Mbah Cemplung di pusatnya yang berada mblusuk di Sendang Semanggi, Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Setelah melewati rute berkelok-kelok melewati Pabrik Gula Madukismo, belok kanan, belok kiri, lalu kanan lagi dan entah berapa kalibelok, akhirnya kami sampai di Warung Makan Ayam Goreng Mbah Cemplung. Tapi apa mau dikata, pengunjung di sana siang itu luar biasa membludak. Mungkin karena masih dalam suasana Lebaran sehingga jumlah orang yang mudik atau liburan ke Jogja tak terhitung lagi, tumpah ruah sampai jalanan macet.

Begitu kami masuk dan pesan sudah langsung disambut dengan jawaban “ini bakalan lama lho mas, soalnya antrian panjang, dan sudah banyak yang kecewa lalu pergi sambil ngomel, padahal sudah kami bilangin dari awal.” Lalu saya jawab, “nggih mbak matur nuwun, amargi sampun kaliren, kulo pindah mawon, hehehe.”

Karena sudah hampir jam 2 siang dan perut sudah tidak bisa diajak kompromi, akhirnya kami putuskan untuk coba di cabangnya saja. Semoga tidak antri, pikir kami.

Segera kami tancap gas memutar lewat Desa Wisata Kasongan. Oh ya, Ayam Goreng Mbah Cemplung pusat berada di jalan alternatif menuju Desa Wisata Kasongan, melewati Madukismo, jadi tidak melewati Jalan Bantul.

Cabang Ayam Goreng Mbah Cemplung letaknya di Ring Road Selatan. Dari perempatan Ring Road Dongkelan, ke arah Barat (Madukismo). Sebelum perempatan ambil lajur kiri (sepeda motor) dan pasti akan terlihat papan nama Ayam Goreng Mbah Cemplung yang cukup besar.

Ayam-Goreng-Jawa-Mbah-Cemplung-Madukismo
Papan nama petunjuk (bantulmedia.com)

Dari situ kami belok kiri masuk jalan kecil tidak beraspal. Jika Ayam Goreng Mbah Cemplung (Pusat) letaknya di tengah desa (perkampungan), maka letak Warung Makan Ayam Goreng Mbah Cemplung (Cabang) ini  berada di tengah sawah. Nuansa pedesaan langsung terasa begitu masuk ke areal parkirnya yang cukup luas. Bangunan dan ornamennya pun mencirikan daerah pedesaan khas Bantul. Seperti tempat makan yang ramai lainnya, di dinding warung pun penuh dengan iklan berbagai produk. Meski demikian, tempatnya nyaman sehingga cocok untuk makan bersama keluarga, baik keluarga kecil maupun besar.

Menu (dokpri)
Menu (dokpri)

Menu utamanya sama dengan Ayam Goreng Mbah Cemplung yang ada di pusatnya sana. Ayam Goreng Jawa dengan sambal dan lalapan serta nasi yang pulen dan wangi.

Kami cukup beruntung karena warungnya tak seramai yang di pusat. Jadi kami leluasa memilih tempat dan menu sesuai selera kami. Tak berapa lama akhirnya pesanan kami pun datang. Tanpa babibu lagi kami ‘sikat’ ayam goreng pesanan kami. Ayam goreng yang gurih dan empuk, entah memakai resep rahasia apa yang jelas rasanya lezat sekali. Pheeww….. akhirnya kesampaian juga makan di Ayam Goreng Mbah Cemplung, meski di cabangnya.

Namun jika anda tetap penasaran  dengan Ayam Goreng Mbah Cemplung yang pusatnya, berikut peta lokasinya.

Untuk tulisan selanjutnya, kita akan menikmati kuliner ndeso khas Bantul lainnya yaitu Mi Lethek.

Explore Bantul … (Mangan enak cara mBantul 1)

Menyebut kata mBantul (Bantul) pasti identik dengan ndeso, mblusuk. Tidak  usah malu, toh memang demikian adanya. Tapi ditengah kendesoannya, mBantul menyimpan eksotisme kuliner yang luar biasa. Tak salah jika anda pun harus meluangkan waktu untuk mengekplorenya.

Kesempatan libur Lebaran tahun ini (Juli 2015) pun kami manfaatkan untuk mengesplore lagi2 kuliner khas mBantul yang jos gandhos itu. Setelah beberapa bulan lalu kami menikmati Bakmi Mbah Mo yang legendaris serta Sate Klathak Pak Pong yang uenak, kali ini yang masuk dalam catatan warung yang harus dikunjungi adalah Mangut Lele Bu Is, Ayam Goreng Mbah cemplung, Mie Lethek Bantul dan Mides khas Pundong Bantul.

Satu-satu mari kita telusuri 🙂

  • Mangut Lele Bu Is

Mungkin tak banyak yang tahu jenis makanan apa itu Mangut Lele. Tapi bagi yang pernah tinggal di Jogja pasti tak asing lagi dengan jenis makanan ini.

Salah satu warung mangut lele yang recommended ya Mangut Lele Bu Is. Letaknya di Jalan Imogiri Barat km 12, tepatnya disebelah Utara perempatan Jetis, Bantul. Kalau anda dari arah Kota Jogja maka warungnya berada di kiri jalan. Warungnya sederhana, catnya serba hijau, bisa lesehatan di dalam atau pakai kursi di luar, tinggal pilih sesuai selera. Tempat parkir cukup luas karena ada tanah kosong di samping rumah. Warung ini buka dari jam 8 pagi sampai dengans etengah 8 malam.

IMG-20150726-WA000
Mangut Lele Bu Is (IG Alinarostya)
IMG-20150726-WA001
Nyam-nyam… (dokpri)
Versi Lengkapnya (gudeg.net)
Versi Lengkapnya (gudeg.net)

Konon, Warung Makan Mangut Lele Bu Is sudah berdiri sejak tahun 1978-an dengan menempati rumah yang sederhana, seperti rumah yang di pedesaan pada umumnya. Kemudian pada tahun 2006, usaha ini dikelola oleh putranya yang bernama Bapak Iswandi bersama istrinya. Sedangkan Ibu Is sendiri sekarang sudah meninggal. Seperti halnya daerah Bantul lainnya, Warung Makan Mangut Lele Bu Is ini juga tak luput dari gempa besar Mei 2006.

Setelah renovasi, warung makan ini segera buka kembali dengan kondisi rumah lebih kokoh dan rapi seperti sekarang ini.

Sesuai dengan namanya, menu andalan di rumah makan ini yaitu mangut lele. Penyajian mangut lelenya cukup khas, mungkin tidak akan kita jumpai di tempat lain. Mangut lelenya disajikan di dalam satu baskom ukuran sedang dan jumlahnya sesuai dengan orang yang datang. Sebakul nasi putih dan beberapa jenis sayuran segar atau rebus. Ada sepiring taoge rebus, sepiring bayam dan kenikir rebus, sepiring mentimun, dan sepiring irisan sayur segar yang terdiri dari daun pepaya dan daun lempuyang/ luntas serta beberapa tangkai daun kemangi.

Selain itu, juga ada oseng lombok ijo (hati-hati, kami sempat tertipu karena kami kira kacang panjang hehe), sepiring bumbu urap dan satu cobek sambal terasi berwarna hitam pekat. Semuanya bisa dinikmati sepuasnya, kalaupun ingin menambah juga diperbolehkan.

Mangut lelenya enak dengan kuah santan sedang, tidak terlalu kental atau terlalu cair dan sedikit agak pedas.  Kombinasi mangut lele dengan sayuran2 tadi benar-benar menciptakan kenikmatan yang tidak kami dapatkan di tempat kami tinggal sekarang. Itulah kenapa kami selelu kangen dengan makanan ndeso khas Bantul ini.

Masalah harga, tak usah ditanya. Kantong anda tidak akan jebol dan yang pasti malah akan terkejut, kenapa begitu murah. Itulah Bantul. Daerah ndeso yang selalu ngangeni.

Kita lanjutkan petualangan ala ndeso selanjutnya, yaitu Ayam Goreng Mbah Cemplung.

Si Jempol Pahlawan Pasar Terapung

BAGI warga luar Kalimantan Selatan (Kalsel) tentu tidak banyak yang tahu keberadaan Pasar Terapung, baik di Kuin maupun di Lokbaintan Kabupaten Banjar. Kearifan dan tradisi masyarakat Banjar saat transaksi itu kian terkenal sejak menjadi pembuka acara salah satu televisi swasta nasional. Kemasyhuran tersebut tidak terlepas dari sosok, Hj Ida (62).

Iklan RCTI Oke Versi Pasar Terapung tahun 90an (RCTI)
Iklan RCTI Oke Versi Pasar Terapung tahun 90an (RCTI)

Perempuan yang kini berusia lebih separo abad ini tinggal di Kelurahan Alalak Selatan Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin. Dia merupakan ‘pahlawan’ kemasyhuran Pasar Terapung. Dia menjadi tokoh utama iklan televisi swasta nasional yang memeragakan angkat jempol dengan lokasi pengambilan gambarnya di Pasar Terapung di era tahun 90-an. Sejak itulah Pasar Terapung yang menjadi ciri khas warga Banua saat transaksi mulai dikenal orang. Utamanya para wisatawan, baik domestik maupun dari mancanegara.

Setelah destinasi tersebut terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan, seolah peran Hj Ida dalam mengenalkan Pasar Terapung hingga masyhur seperti sekarang ini terlupakan.

Saat ini dia tinggal di sebuah rumah sederhana yang ada di kawasan Alalak Selatan bersama anak dan cucu-cucunya. Penampilannya tidak jauh berbeda saat menjalani syuting puluhan tahun silam, meskipun guratan dan keriput mewarnai wajahnya.

Saat menjalani syuting dia berusia 40-an tahun. Jukung dan kayuh menjadi teman yang paling akrab. Karena sejak usianya belasan tahun dia sudah mulai berjualan di kawasan itu untuk memenuhi keperluan hidup keluarganya. Karena masih usia 18 tahun, dia sudah menikah dengan H Bahrul yang saat ini berusia 83 tahun.
Suaminya merupakan pengusaha kayu. Dia mendapat kayu di Barito, kemudian jual di Banjarmasin. Dari usaha inilah mereka bisa berangkat haji.  Kebanyakan orang mengira, gelar haji Nenek Ida didapatkan setelah ia menjadi artis iklan di RCTI. Padahal ungkapnya, gelar hajinya itu didapat sebelum tahun 1994.

Awalnya, Hj Ida kaget kenapa ia dipilih memerankan iklan legendaris itu. Mungkin menurutnya, sebelumnya tim kreatif sudah melihat kebiasaan pagi-pagi dia mengayuh kelotok dengan membawa dagangan untuk dijual di Pasar Terapung Kuin.  “Meangkat jempol itu sampai belasan kali. Kalau tidak salah sampai 15 kali. Itu saja mau diulang lagi. Ku bilang sudah muyak ampih (bosan, red),” pungkasnya.
Hasil dari syuting itu, ia mendapatkan honor Rp 40 ribu. Jumlah tersebut termasuk lumayan untuk ukuran masa itu. Ia pun langsung membeli satu sarung dan sejadah untuk kenang-kenangan hasil dari jadi “artis” tersebut.

Dirinya pun bangga wajahnya sering menghiasi layar kaca televisi hingga 2002. Setelah kenangan manis itu berlalu, namanya kembali muncul ketika kegiatannya sehari-hari setelah menjadi ‘artis’ itu disorot media masa.  Akhirnya, Hj Ida diundang ke Jakarta untuk mendapatkan penghargaan dari salah satu stasiun televisi nasional tersebut sebagai tanda jasa dalam keikutsertaannya mengenalkan budaya masyarakat Banua tersebut. Bahkan penghargaan tersebut dipajang di ruang tamu. Selain mendapatkan penghargaan, dia juga mendapatkan uang tunai Rp 14 juta yang digunakan untuk membelikan sepeda motor anak bungsunya yang sekolah di Kompleks Pendidikan Mulawarman Banjarmasin.

Setelah momen emas itu dia punya banyak kenalan. Bahkan sejumlah artis papan atas, seperti Agnes Monica dan lainnya di Jakarta pernah berfoto dengannya.
Masa-masa keemasan itu pun sempat memudar. Ia kehilangan koneksi seiring dengan vakumnya iklan itu. Dia pun terkenang masa sulit ketika memerlukan bantuan. Termasuk saat menguliahkan anaknya ke perguruan tinggi.

Saat ini, anak yang diperjuangkannya itu menjadi Kepala Bagian Keuangan di sebuah perusahaan Banjarmasin. Memang ungkapnya, delapan anak yang dia lahirkan semuanya cerdas. Terbukti di kelas selalu mendapat rangking I, II dan III.

Hj. Ida Sekarang - 2015 (pesiarcitymag)
Hj. Ida Sekarang – 2015 (pesiarcitymag)

Kini Hj Ida hanya menikmati masa tuanya bersama anak dan cucu-cucunya. Dia sudah ‘pensiun’ jualan di Pasar Terapung Kuin sekitar lima tahun lalu dan memilih jualan di kios yang ada di rumahnya.  Ia berjualan nasi kuning, lontong dan makanan lainnya. Ada pula kue tradisional yang dititipkan untuk dijual. Usaha tersebut untuk mencukupi keperluan sehari-hari. Dia pun mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi Pasar Terapung saat ini yang semakin sepi. Meskipun setiap pagi ada saja warga yang jualan maupun wisatawan yang berkunjung. Namun tidak seramai dulu. (pesiarcitymag)

Menjual Banjarmasin Melalui City Branding

Patung Bekantan (Pesiarcitymag)
Patung Bekantan (Pesiarcitymag)

Berlakunya undang-undang otonomi daerah tentunya memberikan angin segar bagi pemerintah daerah untuk dapat memajukan daerahnya masing-masing dengan segala potensi yang dimilikinya. Saat ini kepala daerah berlomba-lomba menawarkan potensi daerahnya sebagai upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Potensi suatu daerah saat ini ibarat sebuah produk yang lazim diberi merek (brand) agar memiliki ciri yang membedakan dengan daerah lain.

Salah satu sektor yang yang sedang menjadi primadona adalah pariwisata. Kita harus bersyukur negara kita Indonesia dianugerahi keindahan alam yang memikat. Banyak daerah berlomba-lomba “menjual” keindahan alam ini.

Bahkan Indonesia melalui Kementerian Pariwisata pun menerapkan strategi city branding pada beragam destinasi untuk menggenjot kinerja sektor pariwisatanya, termasuk untuk menarik kunjungan wisatawan yang ditargetkan mencapai 20 juta wisatawan mancanegara pada 2020.

Konsep branding dalam dunia bisnis sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Oleh karena itu, banyak perusahaan mengalokasikan anggaran yang sangat besar untuk dapat mempromosikan brand-nya kepada masyarakat luas.

Begitupun dalam konsep brand pariwisata, dengan potensi penerapan otonomi daerah serta meluasnya tren globalisasi saat ini, daerah pun harus saling berupaya untuk merebut pasar, khususnya para wisatawan dan investor ke daerah masing-masing. Dengan kata lain, daerah pun membutuhkan brand yang kuat.

Di level dunia, jika kita bepergian ke Eropa atau Amerika Serikat, mungkin kita merasa jengkel karena orang-orang di sana mengenal Bali, tetapi tidak tahu apa-apa tentang Indonesia. Bahkan, yang lebih menjengkelkan, mereka ternyata lebih tahu tentang Malaysia atau Singapura, tetapi tidak kenal dengan Indonesia, negara yang notabene jauh lebih besar daripada dua negeri jiran tersebut.

Menggemaskan memang, tapi itulah kenyataannya yang terjadi. Malaysia dan Singapura lebih dulu sadar akan pentingnya pencitraan atau branding. Malaysia membranding dirinya Truly Asia, sementara Singapura menjual slogan Uniquely Asia. Sementara negara tetangga sudah lebih dulu dan gencar membranding negaranya, Indonesia melalui Kemeterian Pariwisata  membuat slogan Wonderful Indonesia. Meski belum se-ngetop Malaysia Truly Asia, tapi minimal kesadaran akan branding sudah mulai dibangun.

Di dalam negeri persaingan terjadi bukan hanya antarpebisnis, tapi juga antardaerah. Sebenarnya hal itu merupakan fenomena yang menggembirakan. Setiap daerah berlomba-lomba ingin lebih dikenal, lebih dilirik investor, lebih mampu menyediakan lapangan kerja yang berkualitas, lebih ramai transaksi perdagangannya dan sebagainya. Semua itu akan membuat uang yang datang dan beredar di daerah lebih banyak. Dalam konteks itulah city branding menjadi penting.  Sayangnya  masih banyak pemimpin daerah yang belum sadar akan pentingnya city branding, terutama daerah yang kaya sumber daya mineral.

Lalu, seberapa penting city branding?

Menurut Rhenald Kasali, sejatinya city branding mencakup aspek yang sangat luas. Sayangnya, kalau melihat slogan atau tagline city branding-nya, tampaknya lebih banyak terfokus pada kegiatan pariwisata. DKI Jakarta mengusung slogan Enjoy Jakarta. Lalu, Jogjakarta dengan Jogja Istimewa. Pekalongan men-branding diri sebagai Kota Batik, Solo mengusung The Spirit of Java dan lain sebagainya.

Padahal bukan hanya pariwisata yang bisa ’’dijual’’ daerah. Sebagai contohnya adalah Selandia Baru. Mereka membangun citra negaranya dengan produk susu segar dan agrobisnisnya. Langkah itu ternyata mampu mengundang investor untuk menanamkan modalnya dalam bisnis peternakan sapi dan pengolahan susu serta perkebunan kiwi dan apel.

Secara definisi, City Brand adalah identitas, simbol, logo, atau merek yang melekat pada suatu daerah. City branding suatu daerah tentu harus sesuai dengan potensi dan positioning daerahnya tersebut.

Dalam konteks pariwisata  manfaat yang akan didapatkan dengan penerapan strategi City Branding tersebut, di antaranya awareness, reputasi, serta persepsi yang baik mengenai sebuah destinasi wisata. Selain itu, konsep City Branding dapat mendorong iklim investasi, maupun peningkatan kunjungan wisata destinasi wisata.

Dalam pembentukan city branding, tentu harus dikaji potensi dan faktor pendukung yang ada, dan ini harus dilakukan secara serius. Sehingga city brand yang nantinya ditetapkan benar-benar mewakili Banjarmasin, mempunyai diferensiasi dan mempunyai daya jual. Dinas terkait bisa melakukannya dengan menggunakan jasa pendamping konsultan pemasaran.

Banyak perusahaan  terkait yang bersedia mendukung city branding suatu daerah, contohnya Garuda Indonesia. Sebagai maskapai pemerintah, tentu Garuda Indonesia sangat berkompeten. Salah satunya dalam membuat jalur konektivitas suatu daerah atau tujuan wisata. Selain itu, semua potensi dan sumber daya yang ada di kota ini juga harus bahu –membahu. Contoh dalam hal infrastruktur, pasti bukan kewenangan Dinas Pariwisata.

City branding sama sekali tidak untuk menggantikan strategi pembangunan daerah. Ia hanya menjadi pelengkap. Meski begitu, city branding ibarat brand promise. Ia juga janji. Jadi, harus ditepati. Karena itu, slogan sebuah kota harus menjadi mimpi bersama seluruh warganya.

Itu tidak mudah. Contohnya begini. Kita dengan mudah menemukan kota yang menyebut dirinya bersih dan beriman. Tetapi dengan mudah kita menemukan timbunan sampah di berbagai sudut. Sampah itu basah dan berbau lagi. Artinya, sudah berhari-hari tidak diangkat.

Apanya yang beriman? Lihat saja, kekerasan yang bernuansa agama kerap terjadi di kota-kota tersebut. Berbeda sedikit saja tentang keyakinan, kekerasan mudah tersulut dan dibiarkan pula.

Keberhasilan city branding memang sangat ditentukan oleh pengertian para pemangku kepentingan di kota tersebut, bahkan seluruh warga masyarakat kota tersebut. Ini sama saja dengan sebuah perusahaan. Apabila core value sebuah perusahaan tertanam dalam jiwa semua karyawan, maka visi dan misi perusahaan dengan sendirinya lebih mudah dicapai.

Kawasan Siring Menara Pandang Banjarmasin (Dokpri)
Kawasan Siring Menara Pandang Banjarmasin (Dokpri)

Bagaimana dengan kota kita, Banjarmasin ?

Tanggal 24 September 2015 beberapa waktu yang lalu Kota Banjarmasin merayakan ulang tahunnya yang ke-489. Usia yang cukup tua untuk ukuran sebuah kota. Lebih tua dari Kota Jogja yang tahun ini baru berusia 259 tahun, jauh lebih tua dari Kota Balikpapan (118 tahun) dan bahkan lebih tua satu tahun dari Ibukota Republik Indonesia, Jakarta.

Memang umur tidak bisa dijadikan tolok ukur kemajuan atau kemapanan sebuah kota. Banyak kota yang berusia muda, namun lebih maju baik dari sisi infrastruktur maupun dari sisi sosial kemasyarakatan.

Sebagai ibu kota propinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin pun menggeliat dengan berbagai aktivitasnya, baik aktivitas perdagangan, pendidikan, maupun pariwisata. Khusus dalam bidang pariwisata, terlihat bagaimana kota ini terus mempercantik diri, salah satunya dengan membangun icon-icon baru. Sungai Martapura yang membelah kota juga terus dipercantik dengan menciptakan kebersihan bantaran sungai serta membangun siring. Pasar terapung sebagai salah satu icon kota juga dilakukan revitalisasi yakni dengan membuat pasar terapung buatan di siring Sungai Martapura, tepatnya di kawasan Jl. Pierre Tendean yang lebih bersahabat dengan pengunjung. Dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan pemerintah kota dalam hal memajukan pariwisata.

Satu hal yang hingga kini belum dimiliki kota yang berpenduduk sekitar 800 ribu jiwa ini adalah city branding. Yang saya maksud adalah city branding yang betul-betul dibuat dan dicanangkan berdasarkan  kajian yang mendalam baik ilmu pemasaran maupun disiplin ilmu lainnya.  Satu-satunya branding yang secara organik melekat pada kota ini adalah Kota Seribu Sungai. Meski tidak menjadi tagline “jualan” resmi pemerintah kota, namun julukan ini cukup melekat dan familiar. Slogan resmi Kota Banjarmasin adalah Bungas yang merupakan akronim Bersih, Unggul, Gagah, Aman dan Serasi. Namun slogan ini pun tak lebih dari sekedar slogan, belum mendarah-daging dalam diri masyarakatnya.

Akan sangat elok apabila Banjarmasin melakukan city branding. Dengan city branding, maka Banjarmasin telah melakukan diferensiasi dibanding kota lainnya. Selanjutnya city branding ini dipromosikan melalui kegiatan promosi yang terintegrasi. Kegiatan promosi dan city branding tidaklah murah. Hal ini perlu pengkajian yang serius dari dinas maupun instansi terkait.

Banyak pro dan kontra terkait city branding ini, terlebih dalam pengeluaran biaya untuk city branding. Konon Kota Jogja harus menggelontorkan APBD sebesar 1,5 M untuk membuat branding Jogja Istimewa. Tapi apabila city branding berhasil, wisatawan banyak yang datang, maka biaya promosi tersebut akan sebanding. Apakah rugi Malaysia mengeluarkan dana yang sangat besar untuk mengkampanyekan Malaysia Truly Asia ? Saya kira kita sepakat bahwa sebaliknya. Malaysia menjadi terkenal dan sekarang merajai Asia Tenggara dalam hal kunjungan wisatawan asing. Oleh karena itu city branding sebuah kota akan berhasil apabila semua stake holder di kota ini benar-benar mendukung dan menghayatinya.

Tahun 2015 Kota Banjarmasin memilih kepala daerah yang baru. Secara pribadi, saya sebagai warga kota ini berharap nantinya kepala daerah yang baru berani membuat inovasi dalam memasarkan daerah ini. Salah satunya dengan konsep city branding.  Tentu bukan sekedar untuh gagah-gagahan supaya terlihat tidak ketinggalan dari kota lainnya di Indonesia, akan tetapi benar-benar bisa “menjual” kota ini sehingga bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Semoga.

Promosi Pariwisata Melalui Sepakbola

Promosi Azerbaijan di Atletico Madrid
Promosi Azerbaijan di Atletico Madrid

Sungguh ironis ketika kita selalu membangga-banggakan negara kita adalah negara yang indah, kaya budaya, penuh keramahan, tapi hanya bisa mendatangkan 9,4 juta wisatawan mancanegara (wisman) dalam tahun 2014. Kalah dibanding tetangga kita Singapura 11,8 juta dan Malaysia 27,4 juta. Malaysia bahkan menduduki peringkat pertama diantara negara ASEAN lainnya, sudah menyalip Thailand yang hanya 24,7 juta yang kini berada pada urutan ke-2. Ya, suka tidak suka kita harus menerima kenyataan bahwa turis asing lebih memilih datang ke Malaysia, Thailand dan Singapura daripada ke Indonesia. (Data : Wikipedia)

Pencapaian Malaysia tentu tidak diperoleh dengan serta-merta. Banyak hal yang telah mereka lakukan dari mulai menciptakan ikon-ikon baru semisal Twin Tower Petronas, Genting Highland, hingga kampanye promosi wisatanya yang sangat gencar. Kampanye Malaysia Truly Asia, meski diprotes beberapa negara Asia lainnya, toh tidak menggoyahkan mereka untuk terus melaju. Sungguh menyakitkan memang, orang Eropa lebih mengenal Malaysia dan Singapura dibanding Indonesia secara luasan wilayahnya jauh lebih besar. Bahkan ada perbandingan yang lebih menyakitkan , yakni total wisman yang datang ke Indonesia tahun 2013 adalah 8,8 jt, kalah dengan jumlah wisman yang mengunjungi Pulau Phuket, satu pulau di Thailand. Tahun 2013 wisman yang berkunjung ke Phuket 9,5 jt.

Kampanye pariwisata memang tidak murah, bahkan boleh dibilang mahal. Kementerian Pariwisata Indonesia mentargetkan 20 juta wisman mengunjungi Indonesia tahun 2020 nanti. Kelihatannya jumlah yang sangat besar, akan tetapi jika dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand, mereka sudah beberapa tahun mencapai jumlah di atas 20 juta wisatawan. Kita bahkan baru mencanangkan target 20 juta untuk 5 tahun ke depan.

Target 20 juta wisman tentu memerlukan kerja keras dan kerja sama. Kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama dengan faktor-faktor yang berada di luar kendali kementerian semisal infrastruktur, konektivitas penerbangan dan kesiapan daerah. Dalam bidang promosi, salah satu inovasi yang bisa dilakukan adalah mempromosikan Indonesia melalui olah raga, dan olah raga yang paling populer di dunia adalah sepakbola. Meski hal ini bukan murni inovasi, bahkan bisa dibilang mencontoh, namun rasanya masih layak untuk dilakukan.

Sepak bola saat ini telah menjelma menjadi industri dengan perputaran uang yang luar biasa besar. Transfer dan gaji pemain yang fantastis, nilai kontrak sponsor yang besar, belum lagi kontrak siaran langsung televisi, pun sebanding dengan jumlah penonton yang sudah melewati batasan negara. Maka tidak heran banyak merek yang berlomba-lomba mempromosikan produknya melalui sepakbola, yakni menjadi sponsor klub-klub besar Eropa agar bisa memasang logonya di jersey mereka. Samsung pernah hinggap di dada pemain Chelsea, hingga akhirnya digantikan Yokohama Tyre, Fly Emirates di Arsenal, PSG dan AC Milan, Standard Chartered di Liverpool, Pirelli di Inter Milan, Qatar Airways di Barcelona, Etihad Airways di Manchester City hingga Chevrolet di Manchester United.
Jika kita perhatikan, tidak hanya merek produk yang nampang di jersey klub sepak bola. Di dada jersey dua klub Spanyol, Sevilla dan Atletico Madrid terpampang tulisan “Visit Malaysia” dan “Azerbaijan Land of Fire”. Juga klub Cardiff City di Divisi Championship Liga Primer Inggris. Malaysia dan Azerbaijan tentu bukan produk elektronik, maskapai penerbangan, ban maupun minuman berenergi. Sebagaimana kita ketahui, keduanya adalah nama negara.

Promosi Wisata Malaysia di Sevilla
Promosi Wisata Malaysia di Sevilla

Adanya nama Malaysia dan Azerbaijan di jersey dua klub Spanyol itu merupakan hasil kerja dewan (ataupun kementerian) pariwisata masing-masing negara. Tentu ada dana yang digelontorkan untuk bisa melakukannya. Tidak diketahui secara pasti nilai sponsorship Malaysia, tapi umumnya besaran dana itu ada pada kisaran jutaan dolar Amerika. Sementara kabarnya Azerbaijan melalui Dewan Pariwisata Azerbaijan sedikitnya mengeluarkan 12 juta euro untuk menjadi sponsor Atletico Madrid musim 2013/2014.

Langkah Malaysia terbilang cukup menarik. Selain mungkin karena ikatan emosional antara Malaysia dengan Inggris, yakni karena Malaysia merupakan anggota negara persemakmuran. Kita bisa saksikan, selain brand Malaysia yang muncul di klub Cardiff City, beberapa perusahaan yang identik dengan Malaysia juga aktif melakukan promosi melalui sepakbola. Air Asia yang notabene milik pengusaha Malaysia Tony Fernandes dan identik dengan Malaysia tentunya dengan gagah bertengger di jersey klub Queen Park Rangers (QPR). Tidak mengherankan karena memang QPR juga milik Tony Fernandes. Malaysia Airlines pun pernah menjalin kerja sama dengan QPR pada musim 2011/2012 dengan memasang logo maskapai di jersey home. Belum lagi Genting Casino yang juga pernah hinggap di dada para pemain Aston Villa. Jadi tidak mengherankan saat kita menonton siaran pertandingan Liga Primer, banyak sekali bersliweran brand-brand negara tetangga tersebut. Dapat dimaklumi jika brand awareness Malaysia jauh lebih kuat daripada Indonesia.

Potensi menjual merek lewat sepak bola sangatlah besar. Pertandingan sepakbola liga-liga Eropa ini disaksikan jutaan pasang mata di seluruh penjuru dunia, pernak-pernik merchandise-nya pun tersebar sampai ke sudut-sudut paling terpencil, baik itu merchandise resmi maupun bajakan. Indonesia sebenarnya bisa saja meniru langkah Azerbaijan dan Malaysia dalam rangka mencapai target wisman pada 2020 tersebut. Dengan disaksikan jutaan pasang mata saat pertandingan, tentu ini akan menjadi promosi efektif untuk meningkatkan brand awaress. Orang Eropa tahu Bali, tapi tidak dengan Indonesia.

Garuda Indonesia di Jersey Latihan Liverpool FC
Garuda Indonesia di Jersey Latihan Liverpool FC

Secercah harapan muncul ketika Garuda Indonesia, maskapai plat merah melakukan kerja sama dengan Liverpool, sebuah klub besar di Liga Inggris. Memang prestasi Liverpool sedang menurun, akan tetapi jumlah pendukung Liverpool di seluruh dunia sangatlah besar dan ini yang dibaca oleh manajemen Garuda Indonesia. Meski masih “malu-malu”, kita sudah bisa melihat Logo Garuda Indonesia di jersey latihan dan pemain cadangan Liverpool. Di A-board (papan reklame) elektronik pinggir lapangan pun secara periodik menayangkan iklan Garuda Indonesia.

Disamping pemasangan logo dan nama pada papan reklame, kerjasama sponsorship juga dilakukan dengan menjadikan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan resmi untuk tur pra-musim Liverpool FC ke kawasan Asia, terutama pada rute penerbangan yang telah dioperasikan oleh Garuda Indonesia seperti ke Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, Jepang, China, Korea, Hong Kong dan Taiwan.

Tujuan dari kerjasama tersebut bagi Garuda Indonesia adalah sebagai strategi untuk meningkatkan brand awareness Garuda Indonesia di Benua Eropa. Ya, meski belum menjadi sponsor besar di Liverpool sehingga berhak tampil di jersey utama, paling tidak dengan berseliweran merek atau kata Indonesia di stadion dan layar kaca, nama Indonesia pasti akan makin dikenal.
Semoga langkah Garuda Indonesia menjalin kerja sama dengan klub Liverpool dapat diikuti oleh Kementerian Pariwisata Indonesia sehingga Indonesia segera dikenal dan menjadi tujuan kunjungan wisatawan Eropa sesuai harapan kita, sehingga target wisman yang telah dicanangkan bisa tercapai lebih cepat.

Sumber :
Rappler.com
Detik.com
Wikipedia

Indonesia Masih Sibuk Urusan Organisasi, Tetangga Sudah Ke Piala Dunia

Dalam era modern, hingga saat ini memang benar belum satupun negara Asean berhasil menembus putaran final Piala Dunia. Semua selalu gagal bersaing dalam babak kualifikasi melawan negara-negara Asia Timur dan Timur Tengah. Lalu apa maksud judul saya di atas ?

Ya, Myanmar memang tidak lolos Piala Dunia Senior, tapi mereka lolos ke putaran Final Piala Dunia U-20 di Selandia Baru yang akan mulai berlangsung akhir Mei ini. Terlepas dari sorotan dunia terkait kasus Rohingya, mereka berhasil mencicipi kerasnya persaingan Piala Dunia, terlepas itu Piala Dunia U-20, bukan Piala Dunia Senior. Mereka sudah menyalip Evan Dimas dkk menuju Selandia Baru. Kita tunggu saja kiprah mereka beberapa hari mendatang.

Thailand, ada apa dengan Timnas negara ini ? Lolos ke Piala Dunia mana ? Ya, Timnas Thailand lolos menujuPiala Dunia Wanita 2015 yang akan mulai 6 Juni 2015 di Kanada. Meski kalah bergengsi dibanding Piala Dunia Pria, tentu ini menjadi bukti bahwa kita sudah sangat jauh tertinggal. Nggak usah membandingkan dengan Jepang, China atau Korea, cukuplah dengan Thailand dan Myanmar.

Timnas Sepakbola Wanita Thailand yang lolos ke Piala Dunia Kanada 2015 (gosipbola.co)
Timnas Sepakbola Wanita Thailand yang lolos ke Piala Dunia Kanada 2015 (gosipbola.co)

Ada yang masih ingat hasil Timnas Puteri Indonesia dalam 2015 AFF Women’s Championship di Vietnam beberapa waktu lalu ? Saya sampai nggak tega menuliskan skornya.

Indonesia vs Laos (0-2)

Indonesia vs Thailand (1-10)

Indonesia vs Australia U-20 (0-7)

Bukan hanya gagal total, tapi memalukan. Tentu kita  tidak bisa serta merta menyalahkan Rully Nere sebagai pelatih dan seluruh pemain. Bagaimana mau berprestasi, kompetisi sepakbola wanita saja tidak berjalan. Tengok saja, PSSI nyaris tidak memberikan perhatian pada sepakbola wanita. Adakah pernah mendengar liga sepakbola wanita di Indonesia ? Turnamen sepakbola wanita memang ada meskipun dilakukan secara sporadis. Siapapun pelatihnya tentu akan kebingungan memilih pemain.

Kembali ke Timnas Putri Thailand. Undian pembagian group sudah dilakukan, dan hasilnya Thailand tergabung di Group B dengan Jerman, Pantai Gading dan Norwegia. So, kita tunggu saja kiprah Negara yang sering mempermalukan negara kita dalam urusan sepakbola ini.

Belum cukup sampai disitu saja. Untuk Timnas Putra, usai menjuarai Piala AFF ke-4 kalinya pada akhir tahun 2014 lalu, pelatih Timnas Thailand yang dijuluki Zico-nya Asia Thailand Kiatisuk Senamuang  sudah menargetkan masuk Putaran Final Piala Dunia. Mantan pemain nasional timnas Gajah Putih itu meminta pendukung setia Thailand untuk bersabar. Di bawah komandonya sangat mungkin Thailand menjadi negara ASEAN pertama yang bakal mencicipi ketatnya ajang Piala Dunia.

Thailand begitu digdaya digelaran Piala AFF 2014 setelah mengalahkan Malaysia dengan agregat 4-3. Kiatisuk sendiri menjadi orang pertama yang sukses menjadi pemain dan pelatih yang bisa meraih gelar Piala AFF.  Sementara Indonesia berhasil menjadi Negara dengan gelar Runner Up terbanyak yaitu 4 kali J

Kembali ke Indonesia, boro-boro memikirkan prestasi, target piala dunia atau piala Asia, semua masih sibuk berantem, mempertahankan egonya masing-masing, demi kepentingan masing-masing.

Belum genap seminggu Persipura gagal menjamu Pahang FA gara-gara urusan visa pemain. Lalu semua merasa benar, terus siapa yang salah ? hantu ? setan ? atau kambing ? Sungguh lucu negara kita ini, sekedar mengaku salah dan bertanggung jawab saja tidak ada yang berani.

Lalu kemarin sore daftar kesedihan kita bertambah, Persib Bandung terlempar dari gelaran Piala AFC setelah dibekap wakil Hongkong, Kitchee didepan bobotoh. Persipura pun nasibnya tidak jelas dengan gagalnya pertandingan melawan Pahang FA.

Aghhrrrr…. PSSI

Note : Tulisan yang sama saya share di Kompasiana 

Taman Labirin Tanah Laut, de’Ranch Ala Kalsel

de ranch 1Tujuan jalan-jalan kami kali ini adalah Taman Labirin, begitu nama tempatnya, terletak di Tambang Ulang, sebuah kecamatan di Kab. Tanah Laut.  Berbekal sedikit info dari sebuah blog, akhirnya pas Hari Sabtu 16 Mei (hari kejepit) kami meluncur ke lokasi tersebut.

Rute dari Banjarmasin

Rute dari Banjarmasin

Rute yang kami tempuh kira-kira 52 km dengan jalanan mulus. Ya, sekitar 1 jam perjalanan lebih sedikitlah. Dari Banjarmasin melewati jalan A Yani atau bisa juga ambil rute Jl. Gub Subarjo sampai ketemu bundaran Monumen H. Hasan Basri di km 20. Selanjutnya silakan ambil arah Pelaihari atau Batulicin dan nikmati aja perjalanan selanjutnya sampai Kecamatan Tambang Ulang.  Patokannya, ketika sudah sampai Kantor Polsek Tambang Ulang, berarti udah dekat. Posisinya di kiri jalan, ada papan namanya jelas sekali ” Kawasan Agrowisata BP3T ” Kalo nggak salah kependekan dari Balai Pengkajian dan Pengembangan Pertanian Terpadu Pemprov Kalsel.

IMG_20150516_145910

Tiket masuknya sangat terjangkau hanya Rp. 2.000,- per kepala ditambah parkir mobil seikhlasnya… hmm…. tarif yang aneh.  Kalo nggak ikhlas gimana acoba ? hehe…

Jam 11 siang pas kami masuk, suasana sudah cukup ramai. Banyak mobil berjajar di area parkir yang cukup luas. Meski cuaca panas, akan tetapi terasa cukup sejuk. Mungkin karena letaknya di dataran agak tinggi, banyak pepohonan dan angin bertiup cukup kenceng. Meski begitu, lebih enak ke tempat ini di waktu sore hari. Eit tapi ingat ya jam bukanya, jangan sampai udah jauh-jauh ke sini terus udah tutup hehe.

IMG_20150516_112815
Lumayan banyak pengunjungnya

Kalo di websitenya tertulis Senin – Jumat buka 10 pagi – 3 sore, Sabtu buka 11siang – 3 sore dan Minggu 10 – 3 sore. Info lainnya Senin – Jumat 1 siang – 5 sore, Hari Sabtu – Minggu buka dari jam 8 pagi sampai 5 sore. Nah loh, bingung kan ?  Info dari temen lokasi ini sering ditutup oleh karena udah di booking buat acara outbond atau pramuka. Nah silakan dicek kebenarannya. Nih websitenya. : taman labirin. Tapi ya harap maklum kalau webnya nggak update atau kadang infonya nggak jelas, maklum saja masih dikelola pemerintah. 🙂 Dari jam bukanya aja udah nggak jelas kan ? hahaha….

IMG-20150516-WA001
Tanamannya kurang rapi dikit

IMG-20150516-WA003 IMG-20150516-WA004 IMG-20150516-WA000

IMG_20150516_110517

Suasana waktu itu cukup ramai, kami langsung menuju taman labirin. Banyak pengunjung dengan cekikikan bolak-balik karena mentok di jalur buntu. Masuk ke labirin, mentok jalan buntu, seru hahaha.  Setelah mencapai tengah labirin, kita akan ketemu dengan menara pandang, nah kita bisa selfie dari atas dengan latar belakang labirin dari semua sudut.

Taman yang unik, bagus sebenarnya JIKA  1) Tanamannya dipotong lebih rapi. 2) Itu menara dikasih tangga yang lebih bersahabat, 3) Kebersihan dijaga 4) Gerbangnya dibikin bagus dan khas, macam de”Ranch kan keren buat foto 🙂 5) Hukuman bagi yang membuang sampah sembarangan diberlakukan.

IMG_20150516_110349
Tuh kan gak bersahabat …

Lanjut ke lokasi sebelahnya dimana ada penangkaran rusa tutul, sayang rusanya cuma satu :). Mungkin yang lain pada bersembunyi ketika tahu saya akan datang, haiyaah. Padahal anak saya excited banget bisa ngasih makan rumput ke rusa secara langsung. Alangkah bagusnya kalau rusanya banyak, atau ada hewan lain yang unik.

IMG_20150516_110935

Bergeser sedikit ke sebuah areal yang cukup luas dimana banyak terdapat sapi yang sedang makan rumput. Sepanjang mata memandang hijauuuu semua. Pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar pegunungan. Padang rumput menghijau dengan puluhan sapi yang dilepas bebas. Keren sih sebenarnya.

IMG_20150516_111757_edit
Sapi-sapi di padang rumput, bagus kan pemandangannya ?
IMG_20150516_111814_edit
Sudut lain
IMG_20150516_111950
Jika ada fasilitas naik kuda, pasti anak saya mo naik.
Aduh, masalah sampah emang kudu bisa mengubah tabiat
Aduh, lagi-lagi masalah sampah. Emang kudu bisa mengubah tabiat orang-orang

Lokasi lain adalah danau buatan dengan pondok-pondok untuk bersantai. Total area  mencapai 105.2 Ha dan dikelola oleh BP3T Kalomantan Selatan.

Kenapa Saya Sebut De’Ranch ala Kalsel ?

Mungkin banyak yang mencibir dan bilang, maksa deh. Bagi yang pernah ke De’Ranch Lembang tentu bisa merasakan sedikit atmosfir kemiripannya.

Areanya tentu nggak bisa dibandingkan, De’Ranch cuma sekitar 5 Ha. Meski begitu, fasilitas tempat rekereasi ala Cowboy ini relatif lengkap. Ada delman, kuda tunggang, triker, gold hunter, fun boat, kolam pancing, flying fox, sepeda track, trampolin hingga food corner dan toko souvenir semua lengkap. Sosis bakar khas De’Ranch lezat bikin ketagihan hehe…

Kira-kira penampakannya seperti ini.

deranch 4
Berbagai fasilitas De’Ranch (sumber : net)

deranch2 deranch4

Menarik bukan, saya kira potensi yang dimiliki Taman Labirin akan bisa menyerupai De’Ranch. Itu jika ada investor yang berminat hehe…

Tiket masuk De’Ranch kalo nggak salah saat ini Rp. 8.000,- per kepala dengan berbagai persyaratan  seperti tidak boleh membawa makanan dan minuman dari luar. Ini merupakan potensi pemasukan agar semua pengunjung membeli makanan dari pengelola, ahh…. udah banyak orang pinter, nggak usah deh ngajarin. Tinggal mau apa enggak mengembangkan, gitu aja.

Asyik kan kalo ada seperti ini di Kalsel ?

 

 

Mengenang Kejayaan Timnas

Saat ini yang dapat kita lakukan adalah hanya bernostalgia. Nostalgia bahwa Indonesia (Hindia Belanda) pernah ikut pada putaran final Piala Dunia 1938 di Perancis, meski pada pertandingan pertama langsung kalah 0-6 dari Hongaria. Pemberangkatan tim ini pun konon juga bermasalah, karena adanya konflik antara NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau Organisasi Sepakbola Hindia-Belanda di Batavia yang bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia) yang telah berdiri 19 April 1930 dan diketuai Soeratin Sosrosoegondo. (denoutomobanget.blogspot.com).
Ternyata, dari sejak zaman sebelum merdeka pun PSSI sudah sering berkonflik dengan pemerintah hehe… Terlepas dari itu semua, setidaknya kita boleh berbangga bahwa kita lebih dulu masuk Piala Dunia dibanding negara Asia lainnya, Jepang sekalipun. Achmad Nawir dkk dengan gagah meladeni Hongaria pada saat itu.
Video kenangan Hindia Belanda (Indonesia) vs Hongaria https://www.youtube.com/watch?v=ZNcUbvqDnCQ
Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah, begitu tulis sebuah koran saat itu.
Setelah kemerdekaan, tentu kita sering mendengar cerita tentang Timnas di Olimpiade Melbourne 1956. Merangsek ke Olimpiade Melbourne pada 1956, tim Garuda seolah terbang tinggi dengan kedua sayapnya. Mendapat bye pada babak pertama, akhirnya Ramang dkk harus berhadapan dengan Uni Soviet pada fase perempat final. Waktu itu Uni Soviet diperkuat oleh kiper nomor 1 se-jagat raya Lev Yasin. Hebatnya, pertandingan berakhir imbang 0-0. Akhirnya Uni Soviet berhasil menyingkirkan Indonesia 0-4 pada pertandingan replay 2 hari kemudian.
Dikutip dari kompas.com, memperingati 25 tahun meninggalnya Ramang, situs FIFA pernah mengulas tentang kehebatan Ramang ini dalam tulisannya. Meski pada akhirnya Indonesia bertekuk lutut 4-0 atas Uni Soviet, tapi hasil itu sudah dianggap sebagai dakian tertinggi Merah-Putih sepanjang sejarah.
“Bek-bek uni Soviet yang bertubuh raksasa langsung terbangun saat Ramang, penyerang lubang bertubuh kecil, melewati dua dari mereka dan memaksa (kiper Lev) Yashin melakukan penyelamatan dengan tepisan,” demikian tulis FIFA dalam artikelnya.
“Dan meski tim Gavril Kachalin memegang kendali penguasaan bola setelahnya, mereka dibuat frustrasi oleh kegagalan mereka menjebol gawang tim underdog dan oleh skill Ramang dalam serangan balik.”
“Pemain berusia 32 tahun (Ramang) hampir saja membuat Indonesia unggul, yang bakal menjadi puncak kejutan, pada menit ke-84 andai saja tendangannya tidak ditahan pria yang dikenal luas sebagai kiper terhebat dalam sejarah sepak bola,” lanjut FIFA.
“Jika Uni Soviet belum tahu siapa Ramang sebelum laga tersebut, mereka tentu saja memberi perhatian padanya menjelang laga ulangan.”
“Begitu besar perhatian mereka (kepada Ramang) (pada laga ulangan itu) Kachalin memerintahkan (Igor) Netto, playmaker tim (Uni Soviet), agar tampil dengan peran lebih defensif untuk.
menetralisir dampak pemain Indonesia bernomor 11 (Ramang). (Taktik) itu ada hasilnya. Uni Soviet menang 4-0.”
Kenangan manis setelah itu adalah pada pentas Sea Games 1987 dimana Indonesia menjadi tuan rumah. Medali emas pun berhasil dipersembahkan oleh Herry Kiswanto dkk dibawah asuhan pelatih lokal tersukses saat menangani timnas yakni Bertje Matulapelwa (alm). Kala itu, tim yang terdiri dari Ponirin Meka, Jaya Hartono, Robby Darwis, Herry Kiswanto, Marzuki Nyak Mad, Sutrisno, Budi Wahyono, Patar Tambunan, Nasrul Koto, Rully Nere, Azhary Rangkuti, Ricky Yakobi, Ribut Waidi sukses megatasi perlawanan Harimau Malaya dengan skor 1-0. Akhirnya Indonesia Raya pun berkumandang.

Herry Kiswanto, Robby Darwis, Ponirin Mekka, Ricky Yakobi, Patar Tambunan adalah sederet nama yang ikut mempersembahkan medali emas pertama tersebut. (Dok Bola)
Herry Kiswanto, Robby Darwis, Ponirin Mekka, Ricky Yakobi, Patar Tambunan adalah sederet nama yang ikut mempersembahkan medali emas pertama tersebut. (Dok Bola)

Bahkan sebelumnya pada Asian Games 1986 tim ini berhasil melangkah ke Semi Final setelah dihentikan tuan rumah Korea Selatan yang akhirnya menjadi juara. Pencapaian yang rasanya sangat sulit untuk diulang di masa sekarang.
Setelah sempat gagal di Sea Games 1989 (hanya peringkat ke-3) akhirnya prestasi emas kembali diukir timnas merah putih pada Sea Games 1991 di Manila. Kala itu timnas dilatih oleh pelatih asal Rusia Anatoli Polosin. Dengan kekuatan fisik hasil didikan pelatih Rusia ini, Ferryl Raimond Hattu dkk bak mempunyai tenaga kuda dan tidak dapat ditahan tim manapun di Asia Tenggara, termasuk Thailand yang dikalahkan di final dengan 4-3 (adu pinalti).
Pasukan merah putih kala itu Aji Santoso, Bambang Nurdiansyah, Eddy Harto, Erick Ibrahim, Ferryl Raymond Hattu, Hanafing, Heriansyah, Herry Setiawan, Kashartadi, Maman Suryaman, Peri Sandria, Rochy Putiray, Robby Darwis, Salahuddin, Sudirman, Toyo Haryono, Widodo C Putro, Yusuf Ekodono.
Setelah tahun 1991, praktis tidak ada lagi piala dari ajang bergengsi yang berhasil dikoleksi tim merah putih. Pasca-euforia itu, Indonesia bagaikan mengalami hibernasi. Piala bagaikan barang langka buat timnas sepakbola kita. Kita yang katanya dulu dipandang sebagai Macan Asia kini tampak tertidur pulas dan tak mampu bangkit. Sempat beberapa kali menjadi finalis Sea Games maupun Piala AFF, toh semua semua akhirnya berujung kegagalan.
Boro-boro memikirkan prestasi, saat ini persepakbolaan kita malah sedang kisruh, kegiatan kompetisi semua level terhenti. Pemerintah (Menpora) tidak mengakui kepengurusan PSSI yang baru saja terbentuk. La Nyala dkk meradang, FIFA sudah mengirimkan surat yang berisi deadline penyelesaian konflik yakni tanggal 29 Mei 2015.
Konflik serupa pernah terjadi tahun 2012 saat itu antara PSSI dan KPSI hingga akhirnya terjadi dualisme liga IPL dan ISL. Salah satu pengaruh nyata konflik waktu itu adalah pengiriman Timnas ke Piala AFF 2012. Timnas besutan Nil Maizar (dengan materi seadanya karena konflik PSSI – KPSI) akhirnya terhenti di babak penyisihan (peringkat 3).
Lalu sampai kapan ? Kami rindu prestasi, bukan kericuhan. Yang bisa kita lakukan hanya mengenang, nostalgia kejayaan timnas saja, sambil melihat mereka menonjolkan uratnya berdebat di TV. Salah kah jika kita menagih prestasi ?
Wassalam

Direktori Warung Jawa di Banjarmasin (2)

Petualangan akan kita lanjutkan. Kali ini beberapa warung makan siap kita explore.

9. Wajan Anglo

TKP :  A. Yani Km 6, dari Banjarmasin tepatnya setelah gerbang batas kota, kiri jalan, seberang Bank Mitra.

Jam Buka : Maghrib – 01.30 Wita

Menu andalan : Nasi goreng, mawut, mi goreng, mi kuah, ayam krengsengan

Nama warung makannya sesuai yang tertera di spanduk adalah Warung Makan Wajan Anglo Kediri. Memang cara masaknya pake anglo, jadi nggak pake kompor. Saya baru sekali makan di situ, meski penjualnya berasal dari Jawa Timur (Kediri) tapi cita rasa masakannya agak manis, mungkin sudah disesuaikan dengan lidah Banjar, hehe. Menurut info penjualnya, jam operasionalnya hingga pkl 01.30 Wita, pas buat yang mau makan sahur wkwkkw (supper).

IMG_20150501_191509
Deket Giant Ekstra
IMG_20150501_191005
Nama Warungnya
IMG-20150501-WA007
Saya pesen nasgor mawut
IMG-20150501-WA008
Nyonyah pesen menu favorit mie goreng
IMG-20150501-WA009
Sasa pesen mie kuah

10. Soto Kwali Boyolali

TKP : Jl. S. Parman pas seberang Polda Kalsel

Menu Andalan : Soto Kwali, Garang Asem

Jam Buka : Pagi sampe bosen (wkwkkw), kata pemiliknya bos Anggoro Herianto

Warung makan ini sudah cukup lama berdiri, kalo nggak salah 8 tahunan, ya kira-kira 2007 lah. Dulu lokasinya persis di samping simpang empat S. Parman – Jl. Bali. Hingga akhirnya pindah di seberang Polda, masih di Jl. S. Parman. Menurut saya, satu-satunya kekurangan cuma tempat parkir mobil yang nggak ada, terpaksa di trotoar. Jadi pas makan sambil berdoa tidak kena tilang. Tapi gakpapa, banyak polisi makan di situ kok. Apa hubungannya coba ?

Oh ya, kalo anda penggemar soto daging sapi ala Jogja seperti Pak Marto seberang JEC atau Soto Kadipiro dan sejenisnya, maka warung soto inilah satu-satunya yang mendekati untuk Banjarmasin. Saya belum pernah nemu soto daging sapi yang rasanya mirip di Jogja, kasihan ya …

Kwali2
Semangkok soto pengusir galau
Kwali
Tempe habis, remukan pun jadi 🙂

 

11. Gudeg Jogja Bu Roemini

TKP : Komplek Beringin, Jl. A. Yani Km 3 masuk 50 meter

Jam Buka : Sore – Malam

Menu Andalan ; Gudeg, Nasi Goreng, Mie Goreng, Lauk ayam, bandeng, telur dll

Warung ini langganan saya sejak saya pertama kali menginjakkan kaki di Banjarmasin tahun 2005. Waktu itu lokasi warungnya di area PKL Jl. A Yani. Akan tetapi karena Jl. A Yani Km 3 nggak boleh lagi buat PKL, akhirnya si ibu nyari tempat baru. Tempat barunya sebenarnya kurang representatif karena merupakan gang senggol, saat makan bisa kena senggol kendaraan lewat hahaha… Tapi ya sudahlah mungkin rejeki Bu Roemini di situ.

IMG_20150613_180424
Seru, warungnya emplek-emplek di gang senggol
IMG_20150613_180259
Touch screen juga hehe….
IMG_20150613_181005
Menu favorit sejak bujangan dulu, nasi gudeg telor dadar 🙂

Konon kalo nggak salah denger, mereka perantau dari Gunung Kidul. Dan kalo nggak salah lagi, mereka sudah beranak pinak, maksudnya warungnya sudah menjadi 3, salah satunya di deket pelabuhan Trisakti.

Oh ya, jangan bayangkan gudegnya seperti di Wijilan, macam Bu Slamet atau Yu Jum yang legendaris itu. Disini gudegnya sedikit disesuaikan dengan selera Banjar hehe… Kira-kira begitu lah, masih agak basah dan nggak ada sambel kreceknya.

Khusus bulan puasa biasanya ada menu tambahan seperi brongkos, nah loh, ini menu andalan saya saat berbuka puasa dan makan sahur dulu. Wkkwkkw… Makanya saya tahu banget, maklum sudah member sejak 10 tahun lalu. Monggo silaken dicoba.

12. Depot Beruntung Jaya

TKP : Jl. Beruntung Jaya, setelah perempatan pertama, kiri jalan

Jam Buka : Pagi – Malam

Menu : Menunya buanyak banget hehe…. Ada rawon, soto ayam kampung, nasi opor, tahu telur, pecel dll

Makan siang dan makan malem merupakan saat-saat padat depot ini. Mungkin karena banyak pilihan menu sehingga nggak hanya anak remaja, tapi juga keluarga. Cukup recommended bagi yang kangen masakan ala Surabaya.

IMG_20150502_131108
Tuh Menunya

 

13. Warung Bule Jawa

TKP : Komplek Stadion Lambung Mangkurat, Jl. A. Yani Km 5. Pas pojokan sebelah lapangan tenis. Dari A yani masuk ke arah stadion, ketemu lapangan tenis langsung belok kanan, lokasi warungnya pas paling ujung.

Jam buka : 8 pagi sampe habis. Bukanya cuma Senin – Sabtu, Minggu libur macam kerja kantoran juga hehe.

Menu : Nasi plus aneka sayur, lauk, ikan, ayam, telor dll

Saya menyebutnya warung salesman, soalnya yang makan di sini kebanyakan salesman, baik salesman yang masuk target maupun salesman galau yang nggak masuk target hahaa. Sejak 10 tahun lalu saya sudah sering makan di warung ini karena dekat dengan kantor lama saya.

IMG_20150505_125304
Tuh di pojokan warungnya
IMG_20150505_123954
Ngantri pas jam makan siang
IMG_20150505_124031
Sibuk, yang jaga sudah ganti orang
IMG_20150505_124039
Aneka sayur
IMG_20150505_124057
Nggak sadar saya foto 🙂
IMG_20150505_124220
Porsi kuli
IMG_20150505_125041
Suegerr

Meski warungnya sederhana, tapi jangan salah, artis pun pernah makan di sini.. hehhe…

IMG00582-20100712-1355
Ada Edi Brokoli, sumpah ini Edi Brokoli, beneran (taken Juli 2010)

 

Nantikan lanjutannya di Direktori Warung Jawa di Banjarmasin (3)